Stefano Lilipaly: Cinta pada Garuda yang Tak Selalu Dibalas Kesempatan

Stefano Lilipaly Kembali Masuk Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co - Stefano Lilipaly adalah salah satu nama yang tak asing bagi pecinta sepak bola Indonesia. Selama bertahun-tahun, ia menunjukkan dedikasi tinggi untuk membela Merah Putih di berbagai ajang internasional. Namun, perjalanan bersama tim nasional tak selalu berjalan mulus—terutama ketika keputusan berada di tangan pelatih baru.
Pada Mei 2025, Patrick Kluivert, pelatih anyar Timnas Indonesia, mengambil keputusan mengejutkan. Dalam daftar pemain untuk Kualifikasi Piala Dunia, nama Lilipaly tidak tercantum. Bukan karena performanya menurun, bukan pula karena cedera. Keputusan ini murni berdasarkan strategi dan visi baru dari tim pelatih.
Alih-alih kecewa atau melontarkan kritik, Lilipaly justru memilih menerima keputusan tersebut dengan lapang dada. Ia memahami bahwa tim nasional bukan milik individu, melainkan milik bersama. Baginya, panggilan membela Garuda selalu menjadi kehormatan, namun tidak berarti kesempatan itu harus selalu datang padanya.
Sikapnya mencerminkan kedewasaan dan cinta yang tulus pada Tanah Air. Ia tidak membiarkan egonya menguasai, dan tetap mendukung tim nasional dari luar lapangan. Baginya, mundur bukan berarti menyerah, melainkan bentuk lain dari kontribusi—memberi ruang bagi generasi baru.
Keputusan pelatih memang menuai reaksi beragam dari publik. Banyak yang merasa kehilangan figur senior yang sudah terbukti kualitasnya. Namun, Lilipaly memilih untuk menepi dengan tenang, menunjukkan bahwa kecintaan pada negara bisa tetap menyala meski tanpa sorotan kamera dan gemuruh stadion.
Perjalanan Stefano Lilipaly bersama Timnas Indonesia mungkin sedang terhenti, tapi semangatnya untuk Merah Putih tak pernah padam. Dalam diam, ia tetap menjadi bagian dari semangat Garuda—bukan karena dia bermain, tetapi karena dia selalu peduli. (*)