Tanggulangi Wabah DBD, Puskesmas Buaynyerupa Rutin Lakukan Fogging
LAKUKAN FOGGING : Petugas UPT Puskesmas Buaynyerupa bersama unsur Lintas sektor Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat melakukan pengasapan (fogging) di Pekon Hanakau yang disinyalir menjadi wilayah endemik wabah penyakit DBD, Selasa 30 Januari 2024. Fo--
SUKAU - Petugas UPT Puskesmas Buaynyerupa bersama unsur Lintas sektor Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat melakukan pengasapan (fogging) di Pekon Hanakau yang disinyalir menjadi wilayah endemik wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Fogging itu dilakukan menyusul bertambahnya jumlah penderita DBD di wilayah itu yang pada Januari tahun 2024 tercatat ada 8 penderita DBD. Sehingga untuk mencegah penyebaran penyakit akibat nyamuk Aedes Aegypti tersebut maka upaya penanggulangan terus dilakukan.
Kepala UPT Puskesmas Buaynyerupa Metty Sylviani menjelaskan kegiatan fogging itu dilakukan sebagai upaya penanggulangan wabah DBD di wilayah tersebut.
“Fogging kita lakukan karena jumlah penderita DBD di Pekon Hanakau bertambah, bulan ini saja sudah ada 8 penderita. Fogging kami lakukan di pemukiman yang letaknya berada di sekitar rumah warga yang terkena DBD. “Upaya pengasapan ini dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa. Sementara untuk membunuh larva atau jentik sudah lebih dulu kita lakukan dengan menabur serbuk abate,” ujarnya
Dia menambahkan, fogging dilakukan di beberapa rumah warga yang terserang DBD sampai dengan radius 100 meter, karena merupakan wilayah endemik penyebaran. “Jadi pengasapan bukan hanya dilakukan rumah warga yang terserang DBD, tetapi juga dilakukan di rumah warga lainnya atau wilayah yang menjadi endemik penyebaran,” jelasnya.
Pihaknya berharap sejumlah upaya yang dilakukan mulai dari menaburkan serbuk abate hingga fogging itu dapat mencegah penyebaran penyakit DBD agar tidak meluas. Selain itu, agar terhindar dari berbagai macam penyakit, masyarakat juga diminta menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dimulai dari tempat tinggalnya hingga lingkungan sekitar dengan menerapkan 3 M, yakni menguras, menutup dan menyingkirkan objek-objek yang mendukung siklus hidup nyamuk.
“Lingkungan harus bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit, seperti DBD dan penyakit lainnya karena kita dari puskesmas dan Dinas Kesehatan tidak bisa memberantas DBD ini tanpa adanya partisipasi atau daya dukung dari masyarakat,” tutupnya.
Untuk diketahui, Kasus DBD di Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat kini menjadi kejadian luar biasa (KLB), tercatat selama tahun 2023, ada 30 warga yang dinyatakan positif DBD.
Sementara memasuki awal tahun 2024 ini, pihak UPT Puskesmas Buaynyerupa mencatat total ada 16 kasus DBD. Tingginya jumlah penderita DBD di Kecamatan Sukau, di dominasi dari empat pekon yaitu Pekon Hanakau, Tanjungraya, Buaynyerupa dan Pagardewa. (*)