WHO Ingatkan Dunia: Covid-19 Kembali Meningkat di Awal 2025

Ilustrasi Skrining pasien Covid-19--
Radarlambar.bacakoran.co- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengeluarkan peringatan atas meningkatnya kasus Covid-19 secara global sejak awal tahun 2025.
Setelah sempat mereda, virus SARS-CoV-2 kini menunjukkan tren kenaikan, dengan tingkat kepositifan tes mencapai 11 persen pada pertengahan Mei. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak Juli tahun lalu.
Kenaikan signifikan tersebut paling terlihat di wilayah Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. Ketiga kawasan itu disebut menjadi pendorong utama lonjakan kasus secara global. Sebaliknya, wilayah Afrika, Eropa, dan Amerika mencatatkan aktivitas virus yang lebih rendah, dengan tingkat positif berkisar antara 2 hingga 3 persen berdasarkan laporan pengawasan virologi sentinel.
Laporan terbaru WHO yang diterbitkan melalui sistem pemantauan Global Influenza Surveillance and Response System (GISRS) mengungkapkan bahwa dari 73 negara dan wilayah yang melapor hingga 11 Mei 2025, tingkat kepositifan tes mencapai 11 persen. Angka ini melonjak tajam jika dibandingkan dengan pertengahan Februari, ketika tingkat tersebut masih di angka 2 persen dari 110 negara.
Menanggapi situasi ini, WHO mengimbau negara-negara anggotanya untuk terus mengadopsi pendekatan berbasis risiko yang terintegrasi dalam menangani Covid-19. Salah satu strategi yang ditegaskan kembali adalah pentingnya vaksinasi, terutama bagi kelompok rentan, guna menekan risiko sakit parah dan kematian.
Di sisi lain, WHO juga menyoroti pentingnya sistem pengawasan penyakit yang lebih komprehensif. Negara-negara diminta memperkuat pemantauan melalui platform terintegrasi seperti eGISRS dan CoViNet. Sistem ini menggabungkan pengawasan sentinel, pemantauan virologi, hingga analisis limbah, guna mendeteksi varian yang beredar dan memetakan pola penyebaran penyakit pernapasan secara umum.
Meski dunia tidak lagi berada dalam fase darurat pandemi, jalur penanganan klinis tetap dipertahankan untuk memastikan akses diagnosis, perawatan, dan pengobatan bagi pasien Covid-19, termasuk mereka yang mengalami gejala berkepanjangan pasca infeksi.
Pentingnya vaksin terbaru juga kembali ditegaskan. WHO mendorong penerapan vaksinasi Covid-19 melalui program imunisasi rutin atau skema khusus, yang bisa dilaksanakan bersamaan dengan vaksin flu musiman dan RSV.
Namun, upaya pengendalian pandemi kini menghadapi tantangan baru. Faktor-faktor seperti tekanan ekonomi, ketidakpastian politik, dan krisis kemanusiaan turut memperumit pengelolaan risiko kesehatan masyarakat secara luas. Karena itu, WHO mengingatkan perlunya investasi jangka panjang dan integrasi respons kesehatan yang disesuaikan dengan kondisi lokal di tiap negara.(*)