Industri Skincare Lokal Tumbuh Pesat, Pasar Indonesia Makin Kinclong

SKINCARE:Skincare adalah bagian penting dari perawatan diri, tidak hanya untuk wanita, tetapi juga untuk pria.Foto freepik--
Radarlambar.bacakoran.co- Kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan kulit mendorong pertumbuhan pesat industri skincare di Indonesia. Tak hanya perempuan, pria kini juga rutin menggunakan produk perawatan kulit. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya merek yang merilis produk khusus untuk laki-laki.
Di tengah membanjirnya produk impor, khususnya dari Korea Selatan, produsen dalam negeri justru menunjukkan geliat yang menjanjikan. Banyak figur publik bahkan terjun ke sektor ini, melihat potensi pasar yang begitu besar.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sempat menyebut industri kosmetik, termasuk skincare, mengalami pertumbuhan luar biasa.
Jumlah perusahaan yang bergerak di sektor ini naik dari 913 pada 2022 menjadi 1.010 perusahaan pada pertengahan 2023, atau tumbuh 21,9 persen. Sementara itu, data Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa pada 2024, jumlah pelaku usaha kosmetik mencapai 1.292 unit, meningkat lebih dari 77 persen dibanding 2020.
Segmen perawatan diri atau personal care menjadi penyumbang pasar terbesar pada 2022, dengan nilai mencapai US\$3,18 miliar atau sekitar Rp51 triliun. Sementara itu, skincare menyumbang sekitar US\$2,05 miliar atau Rp33,3 triliun. Disusul kosmetik sebesar US\$1,61 miliar dan wewangian US\$39 juta.
Reni Yanita, Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin, menyatakan bahwa dominasi pelaku industri kosmetik masih dipegang oleh usaha mikro dan kecil, yakni sebanyak 83 persen. Menurutnya, daya saing dan inovasi yang terus berkembang membuat sektor ini patut untuk terus dikembangkan.
Pasar kosmetik nasional diproyeksikan terus tumbuh, dengan estimasi nilai mencapai US\$9,7 miliar atau sekitar Rp157 triliun pada 2025. Pertumbuhan tahunan industri kecantikan juga diprediksi mencapai 4,33 persen hingga 2030.
Penjualan produk kecantikan di platform digital pun menunjukkan lonjakan signifikan. Dalam kurun 2018 hingga 2022, produk personal care dan kosmetik masuk dalam tiga besar kategori dengan penjualan tertinggi di marketplace, dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp13 ribu triliun.
Dalam skala global, nilai pasar industri kosmetik diperkirakan mencapai US\$677,2 miliar atau sekitar Rp11 ribu triliun pada 2025. Indonesia dinilai punya peluang besar menjadi pemain utama di sektor ini, mengingat populasi perempuan yang mencapai 141,8 juta jiwa serta semakin kuatnya kesadaran terhadap pentingnya perawatan diri.
Selain itu, tren kosmetik halal juga menjadi kekuatan tersendiri. Laporan *State of Global Islamic Economy 2023/24* menempatkan Indonesia sebagai negara konsumen kosmetik halal terbesar kedua di dunia, dengan nilai konsumsi mencapai US\$5,4 miliar pada 2022. Pemerintah pun bersiap mewajibkan sertifikasi halal pada 2026, sejalan dengan amanat UU Jaminan Produk Halal.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam ekspor kosmetik halal ke negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Uni Emirat Arab, sekaligus menciptakan peluang kerja dan mendorong lahirnya wirausaha baru di sektor kecantikan.(*)