Media China Sesalkan Gagal Ikuti Jejak Timnas Indonesia dalam Ganti Pelatih

Timnas China--
Radarlambar.bacakoran.co - Kekalahan menyakitkan dari Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (5 Juni 2025) resmi memupus harapan Timnas China untuk melangkah ke babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Bagi publik sepak bola Negeri Tirai Bambu, ini bukan sekadar kekalahan—melainkan sinyal kegagalan sistemik yang berulang.
Media asal Beijing, Sohu, mengkritisi keras kebijakan Federasi Sepak Bola China (CFA) yang tetap mempertahankan pelatih Branko Ivankovic, meski hasil buruk sudah terlihat sejak awal fase grup. Dalam laporan mereka, keputusan untuk tidak mengganti pelatih justru membuat China tertinggal dari negara-negara pesaing yang lebih berani mengambil langkah tegas.
Tren Sukses: Tim-Tim yang Ganti Pelatih Justru Lolos
Sohu menyoroti bagaimana tiga negara pesaing di Grup C—Indonesia, Australia, dan Arab Saudi—berhasil menjaga asa lolos ke Piala Dunia setelah mengganti pelatih utama mereka.
Australia adalah negara pertama yang melakukan perubahan. Graham Arnold dipecat usai hasil imbang tanpa gol melawan Indonesia (10 September 2024). Tony Popovic menggantikan dan membawa Socceroos tak terkalahkan dalam tujuh laga berikutnya.
Arab Saudi menyusul dengan memecat Roberto Mancini dan kembali menunjuk Herve Renard. Hasilnya, dari kondisi tertatih-tatih, mereka bangkit dan mengumpulkan delapan poin dari lima pertandingan—termasuk kemenangan atas Jepang dan kekalahan satu-satunya dari Indonesia.
Indonesia, meski paling akhir melakukan perubahan dengan menunjuk Patrick Kluivert pada Januari 2025 menggantikan Shin Tae-yong, menunjukkan efek instan. Meski kalah 1-5 dari Australia, Garuda bangkit dan menundukkan Bahrain dan China secara beruntun, mengamankan tiket ke putaran keempat.
Sebaliknya, China dan Bahrain yang mempertahankan pelatih justru harus mengakhiri perjalanan lebih cepat.