Konsumsi BBM di Lambar Naik Tajam saat Panen Kopi

TANGGAP Darurat Longsor Pasar Senin di Kebut Akses Warga Mulai Pulih. -Foto Dok---

PAGARDEWA – Musim panen kopi tahun ini tak hanya membawa berkah bagi petani. Di sisi lain, lonjakan harga kopi robusta yang terjadi sepanjang 2024 ikut memicu peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara signifikan di Kabupaten Lampung Barat.

Kebutuhan BBM, terutama jenis subsidi seperti Pertalite dan Biosolar, meroket hingga 80 persen di wilayah pedalaman seperti Kebuntebu, Airhitam, dan Pagardewa. Hal ini disampaikan langsung oleh sejumlah pengelola SPBU Satu Harga di daerah tersebut.

Tak hanya karena meningkatnya mobilitas kendaraan pengangkut hasil panen, lonjakan konsumsi juga dipicu oleh kebiasaan baru petani yang kini menggiling kopi sendiri menggunakan mesin diesel atau genset. Aktivitas ini menyerap banyak BBM dalam waktu singkat.

Di SPBU Waytenong misalnya, pengiriman rutin yang biasanya 8.000 liter per dua hari kini ludes hanya dalam sehari. Bahkan, beberapa SPBU mengaku sudah kehabisan stok sebelum jam operasional mencapai separuh hari. Pengelola pun terpaksa menerapkan pembatasan pembelian untuk menjaga agar BBM tetap tersedia bagi kendaraan umum dan kebutuhan vital lainnya.

Jika merujuk tren saat ini, kebutuhan ideal SPBU selama musim panen diperkirakan 10.000 liter per hari. Namun, jika jumlah tersebut dinilai terlalu tinggi, pengelola berharap setidaknya ada pasokan harian minimal 8.000 liter, dengan frekuensi pengiriman ditingkatkan menjadi setiap hari dari depot Pertamina.

Fenomena ini menunjukkan bahwa geliat ekonomi rakyat di sektor hulu seperti perkebunan kopi memberi dampak nyata hingga ke sektor hilir, salah satunya pada konsumsi energi. BBM subsidi pun kian krusial, bukan hanya sebagai bahan bakar transportasi, tetapi juga sebagai penopang utama proses produksi petani di desa-desa. (rinto/nopri)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan