Fosil Terkubur 50 Tahun di Laci Museum Mongolia Ternyata Leluhur T-Rex

Fosil Terkubur 50 Tahun di Laci Museum Mongolia Ternyata Leluhur T-Rex. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co -Di sebuah sudut lembaga paleontologi di Ulaanbaatar, Mongolia, tumpukan tulang tua nyaris dilupakan selama lebih dari 50 tahun. Tak ada yang menyangka, fragmen-fragmen itu menyimpan rahasia penting tentang salah satu makhluk paling legendaris dalam sejarah Bumi: Tyrannosaurus Rex.
Pada Rabu, 11 Juni 2025, para ilmuwan akhirnya mengungkap bahwa tulang-belulang yang lama terabaikan itu berasal dari spesies baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya. Mereka menamainya Khankhuuluu mongoliensis, atau “pangeran naga dari Mongolia”.
Temuan ini menjadi titik terang dalam silsilah keluarga tyrannosaurus, yang selama ini dianggap membingungkan dan “berantakan” oleh para peneliti. Fosil Khankhuuluu memiliki tubuh lebih ramping dari T-Rex, panjangnya sekitar empat meter dan berat mendekati satu ton—besar, namun jauh dari keganasan sang raja predator.
Yang mengejutkan, fosil ini sebenarnya sudah ditemukan sejak awal 1970-an, terkubur di antara catatan dan spesimen lain di Institut Paleontologi Mongolia. Saat itu, para ilmuwan mengira itu adalah bagian dari Alectrosaurus, spesies tyrannosaurus yang telah lebih dulu dikenal.
Baru beberapa dekade kemudian, seorang mahasiswa doktoral bernama Jared Voris, yang tengah meneliti koleksi museum, membuka kembali laci-laci berdebu itu. Ia mencium keanehan pada bentuk tulang yang tampak tidak cocok dengan identifikasi sebelumnya. Dari sinilah cerita baru dimulai.
Setelah penyelidikan cermat, termasuk perbandingan anatomi dan uji struktur tulang, para peneliti menyadari bahwa mereka sedang berhadapan dengan dua individu dari spesies yang benar-benar baru.
Bagi Darla Zelenitsky dari Universitas Calgary, temuan ini lebih dari sekadar identifikasi spesies baru—Khankhuuluu membantu menyusun ulang puzzle evolusi tyrannosaurus yang selama ini belum lengkap.
Perjalanan Panjang Sang Pangeran Naga
Khankhuuluu bukan sekadar fosil statis di laci museum. Ia adalah bagian penting dari narasi evolusi panjang yang melibatkan migrasi antar-benua, perubahan iklim, dan perjuangan menjadi predator puncak.
Sekitar 20 juta tahun sebelum T-Rex menguasai Amerika Utara, nenek moyangnya—termasuk Khankhuuluu—diduga bermigrasi dari Asia ke Amerika lewat jembatan darat yang dulu menghubungkan Siberia dan Alaska. Mereka berevolusi menjadi berbagai bentuk dan ukuran, dari yang kecil seperti Pinocchio rex yang bermoncong panjang, hingga Tarbosaurus, raksasa mirip T-Rex yang hidup di Asia.
Namun kisahnya belum selesai. Salah satu keturunan tyrannosaurus yang besar kemudian kembali lagi ke Amerika Utara. Dari sinilah, sang legenda dinosaurus Tyrannosaurus Rex akhirnya muncul dan mendominasi dunia selama dua juta tahun—hingga hari kiamat prasejarah tiba, dalam bentuk asteroid raksasa yang menghantam Bumi dan mengakhiri era dinosaurus non-burung. (*)