Lintas Sektor Satukan Tekad Cegah Kekerasan di Lampung Barat

Reporter: Lusiana Purba |

Editor: |

Senin , 16 Jun 2025 - 18:55

BUPATI Parosil Mabsus memimpin penandatanganan komitmen bersama lintas sektor di Lamban Pancasila Kecamatan Balik Bukit. Foto Dok--

“Jangan cuek. Penelitian menunjukkan, kekerasan sering terjadi karena lemahnya kontrol lingkungan. Ini alarm bagi kita semua,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PPKBPPPA Danang Harisuseno menyebut kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran kolektif lintas sektor dalam menciptakan lingkungan yang aman.

“Kasus kekerasan terhadap anak pada 2023 tercatat 7 kasus, naik menjadi 19 pada 2024, namun turun drastis jadi 6 kasus di 2025. Untuk kekerasan terhadap perempuan, 2024 dan 2025 masing-masing hanya satu kasus,” ungkap Danang.

Ia berharap, langkah ini terus diperkuat dengan tindakan nyata di lapangan, demi masa depan anak dan perempuan yang lebih aman di Lampung Barat. (Lusiana)

lintas sektor satukan tekad cegah kekerasan di lampung barat                            balikbukit – penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di lampung barat mendapat perhatian serius. senin (16/6), bupati lampung barat parosil mabsus memimpin langsung penandatanganan komitmen bersama lintas sektor di lamban pacasila, kecamatan balikbukit.
 
komitmen ini diteken oleh berbagai elemen, mulai dari dprd, polri, tni, kejaksaan, tp pkk, dinas terkait, hingga perwakilan pesantren, forum csr, organisasi perempuan, fkub, dan forum anak. langkah ini sebagai bentuk sinergi dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
 
kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan (ktp), kekerasan terhadap anak (kta), tindak pidana perdagangan orang (tppo), dan anak berhadapan dengan hukum (abh). hadir sebagai narasumber, kasat reskrim polres lambar juherdi sumandi dan direktur lphpa provinsi lampung toni fisher.

“penandatanganan ini bukan sekadar seremonial. ini fondasi untuk membentuk satgas pencegahan kekerasan, bahkan menekan angka kriminalitas,” tegas parosil.
 
ia menekankan pentingnya pembentukan satgas hingga ke tingkat pekon. pasalnya, dalam sejumlah kasus, pelaku justru berasal dari kalangan yang seharusnya menjadi panutan.
 
“miris, ada guru, tokoh masyarakat, bahkan ustaz, yang terlibat. karena itu, pengawasan harus diperkuat, terutama oleh lingkungan dan orang tua,” ujarnya.
 
pria yang akrab disapa pak cik ini juga mengingatkan, banyak kasus kekerasan terjadi karena minimnya perhatian dari orang sekitar.
 
“jangan cuek. penelitian menunjukkan, kekerasan sering terjadi karena lemahnya kontrol lingkungan. ini alarm bagi kita semua,” ucapnya.
 
sementara itu, kepala dinas ppkbpppa danang harisuseno menyebut kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran kolektif lintas sektor dalam menciptakan lingkungan yang aman.
 
“kasus kekerasan terhadap anak pada 2023 tercatat 7 kasus, naik menjadi 19 pada 2024, namun turun drastis jadi 6 kasus di 2025. untuk kekerasan terhadap perempuan, 2024 dan 2025 masing-masing hanya satu kasus,” ungkap danang.
 
ia berharap, langkah ini terus diperkuat dengan tindakan nyata di lapangan, demi masa depan anak dan perempuan yang lebih aman di lampung barat. (lusiana)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Radar Lambar - Selasa, 17 Juni 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan