Produksi Padi Tembus 44 Ribu Ton

DINAS Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung Barat. Foto Lusiana--
BALIKBUKIT - Produktivitas pertanian di Kabupaten Lampung Barat terus menunjukkan tren positif. Hingga pertengahan tahun 2025, produksi padi telah mencapai 44.780 ton, atau hampir 50% dari target sebesar 97.183 ton.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Lampung Barat, Ir. Nata Djudin Amran, mengungkapkan optimisme target produksi padi tahun ini bisa tercapai.
“Kita optimis, dengan berbagai upaya yang sudah dan sedang kita lakukan bersama penyuluh pertanian dan para petani, target tahun ini dapat direalisasikan,” ujar Nata, Selasa (1/7/2025).
Kata dia, dari total 44.780 ton yang telah diproduksi, kontribusi terbesar berasal dari wilayah-wilayah sentra pertanian, seperti Kecamatan Suoh, Bandarnegeri Suoh, Sukau, Lumbokseminung, Kebuntebu, dan Waytenong. Daerah-daerah ini dikenal sebagai lumbung padi Lampung Barat karena kesuburan tanah dan tingginya intensitas pertanian masyarakatnya.
DTPH Lampung Barat mengandalkan beberapa strategi unggulan. Salah satu program andalan adalah Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang memberikan edukasi langsung kepada petani untuk mengendalikan hama secara ramah lingkungan.
“Melalui SLPHT, petani tidak hanya belajar mengendalikan hama, tetapi juga memahami ekosistem sawah agar lebih seimbang dan produktif,” jelas Nata.
Selain itu, peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sangat krusial. Mereka aktif memberikan pendampingan kepada petani terkait praktik pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan.
Tak hanya berhenti pada penyuluhan, DTPH juga telah mengajukan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) ke Kementerian Pertanian. Bantuan ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, mulai dari pengolahan lahan hingga pasca panen.
“Dengan alsintan yang memadai, proses tanam hingga panen bisa jauh lebih cepat dan hemat biaya,” tambahnya.
Nata juga mengingatkan seluruh petani agar tidak lengah. “Kami minta petani untuk lebih aktif mengawasi kondisi tanaman mereka dan segera melapor jika ada gejala serangan hama. Deteksi dini itu kunci,” imbaunya.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, penyuluh, dan petani, diharapkan Lampung Barat tidak hanya mampu mencapai target produksi, tapi juga memperkuat ketahanan pangan daerah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
“Mudah-mudahan dengan berbagai langkah yang telah diambil, produksi padi akan terus meningkat dan berdampak nyata bagi ekonomi masyarakat Lampung Barat,” tutup Nata. (lusiana)