Pohon Tumbang Dominasi Bencana, BPBD Imbau Warga Waspada

Kepala Pelaksana BPBD Lambar Padang Prio Utomo, S.H----

BALIKBUKIT – Kabupaten Lampung Barat masih dilanda berbagai bencana alam, dengan pohon tumbang tercatat sebagai kejadian paling dominan dalam enam bulan terakhir. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Barat, Padang Prio Utomo, menyampaikan bahwa sepanjang Januari hingga Juni 2025, telah terjadi 10 kejadian bencana, di mana 7 di antaranya adalah insiden pohon tumbang yang disebabkan oleh cuaca ekstrem.

“Pohon tumbang menjadi bencana yang paling sering terjadi, didorong oleh angin kencang dan intensitas hujan yang tinggi. Ini harus menjadi perhatian serius,” ujar Padang, Selasa (1/7/2025).

Selain pohon tumbang, Padang juga mencatat beberapa kejadian tanah longsor dan banjir di sejumlah wilayah. Banjir dilaporkan terjadi di tiga lokasi Kelurahan Pajarbulan, Pekon Keagungan, dan Pekon Kubuperahu.

Kondisi geografis Lampung Barat yang berbukit dan curah hujan tinggi menjadikan daerah ini rawan bencana hidrometeorologi, terutama saat musim penghujan seperti sekarang.

Dalam catatan BPBD, juga terdapat satu kejadian bencana non-alam yang menyebabkan korban jiwa. Seorang pendaki ditemukan meninggal dunia di Puncak Gunung Pesagi, tepatnya di wilayah Pekon Bahway, Kecamatan Balikbukit.

“Korban sedang melakukan pendakian saat insiden terjadi. Ini menjadi pengingat bahwa aktivitas di alam terbuka juga perlu kewaspadaan tinggi,” kata Padang.

Melihat tren kejadian bencana yang terus terjadi, BPBD Lampung Barat mengimbau seluruh masyarakat agar tetap siaga, terutama saat curah hujan tinggi dan angin kencang mulai melanda wilayah.

“Kami mengimbau masyarakat agar waspada terhadap cuaca ekstrem. Jangan berteduh di bawah pohon besar saat hujan dan segera laporkan jika ada pohon yang berpotensi tumbang atau tebing rawan longsor,” tambah Padang.

BPBD juga telah menginstruksikan seluruh aparat pekon dan kelurahan untuk melakukan monitoring rutin terhadap kondisi lingkungan di wilayah masing-masing, serta memperkuat komunikasi kebencanaan berbasis masyarakat.

“Kita tidak bisa melawan alam, tapi kita bisa meminimalkan dampaknya dengan kesiapsiagaan dan kepedulian bersama,” pungkasnya. (lusiana)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan