Prancis Desak Israel Izinkan Akses Jurnalis Asing ke Gaza dan Evakuasi Wartawan Lokal

PBB Kurangi Kehadiran di Gaza: Serangan Israel dan Ancaman Terhadap Personel Kemanusiaan Meningkat> Foto/net--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Pemerintah Prancis menyerukan kepada Israel untuk segera membuka akses bagi jurnalis asing ke Jalur Gaza. Seruan ini disampaikan Menteri Luar Negeri Jean-Noel Barrot yang menekankan pentingnya kehadiran pers independen dalam melaporkan kondisi sesungguhnya di wilayah konflik tersebut.

Dalam pernyataan yang disampaikan saat kunjungan ke Ukraina timur, Barrot menggarisbawahi bahwa kebebasan pers adalah bagian penting dari transparansi di tengah krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza. Ia juga menyuarakan keprihatinan terhadap keselamatan jurnalis lokal Palestina, terutama para jurnalis lepas yang bekerja di tengah konflik bersenjata tanpa perlindungan memadai.

Menurut Barrot, banyak wartawan di Gaza menghadapi risiko tinggi, baik karena serangan militer maupun kondisi hidup yang semakin memburuk. Ia juga mendesak Israel agar mengizinkan jurnalis dan keluarga mereka meninggalkan Gaza untuk alasan kemanusiaan.

Meningkatnya kekerasan di Gaza, khususnya setelah operasi militer Israel diperluas ke wilayah Deir el-Balah, mendorong Prancis untuk kembali menyerukan gencatan senjata segera. Pemerintah Prancis menilai bahwa kelanjutan operasi militer hanya akan memperparah krisis kemanusiaan dan memperbesar gelombang pengungsian paksa.

Menanggapi kemungkinan evakuasi jurnalis dari Gaza, Barrot menyatakan bahwa pemerintah Prancis sedang mengupayakan solusi. Ia mengisyaratkan adanya rencana evakuasi beberapa jurnalis dalam waktu dekat, meskipun belum memberikan rincian lebih lanjut.

Desakan juga datang dari dalam negeri Prancis. Perhimpunan Jurnalis Prancis, Société des Journalistes (SDJ), menuntut tindakan cepat untuk membantu jurnalis yang masih berada di Gaza. Kelompok ini menyampaikan kondisi mengkhawatirkan yang dialami oleh para jurnalis lepas, termasuk kelaparan dan ancaman keselamatan yang serius.

Sejak 7 Oktober, Israel telah menutup akses seluruh jurnalis internasional ke Jalur Gaza, menyebabkan informasi dari lapangan bergantung sepenuhnya pada jurnalis lokal. Dalam situasi seperti ini, peran mereka menjadi krusial untuk menyampaikan fakta kepada dunia, namun risiko yang mereka hadapi sangat besar.

SDJ menekankan bahwa keselamatan jurnalis tidak bisa diabaikan dan menyerukan kepada otoritas Israel untuk segera mengizinkan evakuasi bagi para jurnalis lokal beserta keluarganya. Seruan ini menjadi cermin keprihatinan komunitas internasional terhadap pengekangan informasi dan meningkatnya ancaman terhadap kebebasan pers di tengah konflik yang belum kunjung mereda. (*)



Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan