Kamboja Minta Malaysia Bantu Bebaskan 20 Tentara yang Ditahan Thailand

Konvoi tank angkatan militer thailand. Foto-Net--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Pemerintah Kamboja meminta bantuan Malaysia untuk memfasilitasi pembebasan 20 personel militernya yang saat ini ditahan oleh pihak Thailand. Permintaan ini disampaikan langsung oleh Panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja kepada Malaysia, yang saat ini berperan sebagai koordinator gencatan senjata antara kedua negara.
Malaysia melalui Panglima Angkatan Bersenjata, Jenderal Tan Sri Mohd Nizam Jaffar, diminta mendesak otoritas militer Thailand agar memulangkan para prajurit Kamboja tersebut. Upaya ini dilakukan menyusul meningkatnya ketegangan antara Thailand dan Kamboja dalam beberapa pekan terakhir.
Permohonan resmi juga telah diajukan oleh Panglima Tertinggi Militer Kamboja, Vong Pisen. Hal ini sejalan dengan seruan pemerintah Kamboja agar para tentara yang ditahan segera dikembalikan, sebagai bagian dari langkah untuk menenangkan situasi di perbatasan.
Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, dalam pernyataan terpisah, menekankan bahwa keselamatan anggota militer dan warga sipil di wilayah konflik merupakan prioritas utama pemerintah. Kamboja disebut terus melakukan komunikasi dengan pihak Thailand untuk menegosiasikan pembebasan para personel militer yang ditahan.
Kamboja juga telah menerima satu jenazah dari total 21 tentara yang sempat dilaporkan ditahan selama bentrokan di wilayah perbatasan. Sementara itu, 20 tentara lainnya masih berada dalam tahanan militer Thailand, menurut laporan dari Kementerian Pertahanan Kamboja.
Langkah diplomatik antara Thailand dan Kamboja sebelumnya telah membuahkan kesepakatan gencatan senjata tanpa syarat dalam sebuah pertemuan yang dimediasi di Malaysia. Kesepakatan ini menjadi titik terang setelah lima hari bentrokan mematikan di sepanjang perbatasan utara Kamboja yang menewaskan puluhan orang dan menyebabkan ribuan warga mengungsi.
Ketegangan antara kedua negara meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, ditandai dengan serangan lintas batas berupa tembakan roket dan serangan udara. Konflik dipicu oleh sengketa wilayah di sepanjang garis perbatasan sepanjang 817 kilometer, yang hingga kini belum sepenuhnya terselesaikan. (*)