Apresiasi Swadaya Warga, Pemkab Pastikan Jalan Penataran-Sukarame Tetap Masuk Prioritas

Camat Balikbukit Juremiyudi bersama sejumlah pejabat Pemkab Lambar meninjau kerusakan ruas jalan Penataran–Sukarame ditengah upaya perbaikan swadaya yang akan dilakukan warga setempat.-Foto Dok---
BALIKBUKIT - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat memberikan apresiasi atas inisiatif warga Pekon Sukarame, Kecamatan Balikbukit, yang secara swadaya memperbaiki ruas jalan rusak penghubung Penataran–Sukarame. Meski Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp5 miliar untuk perbaikan jalan tersebut tertunda oleh pemerintah pusat, Pemkab memastikan penanganan sementara tetap dilakukan pada tahun anggaran perubahan 2025.
Camat Balikbukit Juremiyudi mengatakan, pihaknya telah menerima laporan resmi mengenai kegiatan gotong royong perbaikan jalan yang diinisiasi oleh warga setempat. Aksi itu dinilai sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap akses vital yang selama ini belum tersentuh secara maksimal oleh kebijakan pembangunan.
“Kami sangat mengapresiasi semangat warga. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga semangat kolektif masyarakat dalam menjaga akses utama untuk pendidikan, ekonomi, dan layanan publik lainnya,” ujar Juremiyudi dalam kunjungannya bersama sejumlah pejabat pemkab saat meninjau ruas jalan tersebut.
Ia menyampaikan bahwa Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, turut memberikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat, termasuk para agen sayur, pengusaha lokal, dan tokoh masyarakat, yang telah menyisihkan rezekinya untuk membantu memperbaiki jalur tersebut.
“Pesan Pak Bupati, pemerintah sangat memahami pentingnya jalan ini. Meskipun DAK Rp5 miliar untuk jalur ini ditunda, kami tidak tinggal diam. Tahun ini akan diupayakan pemeliharaan, dan tahun depan kami tetap mengajukan kembali DAK untuk penyelesaian total,” tambah Juremiyudi.
Diketahui, Ruas jalan Penataran–Sukarame selama ini dikenal sebagai jalur distribusi utama hasil pertanian dan akses pendidikan warga. Namun, kondisi fisik jalan yang berlubang, menanjak tajam, serta minim saluran air membuatnya rawan kecelakaan, terutama saat musim hujan.
Saat ini, masyarakat setempat secara swadaya menggalang dana mencapai Rp57 juta untuk membeli material seperti batu, pasir, dan semen guna memperbaiki kerusakan yang dianggap sudah membahayakan. Kegiatan tersebut dilakukan secara gotong royong oleh warga, pemuda, pelajar hingga tokoh masyarakat, menyusul lambannya penanganan oleh pemerintah.
Proposal kegiatan menyebutkan bahwa jalur ini menjadi akses utama menuju sejumlah sekolah seperti SMP, SMK, SMA, MTs, dan MAN, serta layanan publik seperti puskesmas dan rumah sakit. Secara ekonomi, jalan ini juga berperan penting dalam distribusi hasil kebun seperti kopi dan sayur mayur ke pasar-pasar lokal dan pusat kota.
Pantauan di lapangan memperlihatkan sebagian besar badan jalan di tanjakan tersebut dalam kondisi rusak parah. Lubang besar dan aspal yang mengelupas memperparah medan, menyebabkan kendaraan terutama angkutan barang sering tergelincir atau mogok. (edi/lusiana)