Sejak Putus Tahun 2022, Jembatan Way Biha Belum Dibangun

BELUM DI PERBAIKI; Pemerintah Lecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesbar kembali berharap adanya perbaikan jembatan Way Biha yang ada di Pekon Biha. -Foto Dok---
PESISIR SELATAN - Memasuki Agustus 2025 jembatan gantung di aliran Sungai Way Biha, Pekon Biha, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), belum juga dibangun kembali sejak mengalami kerusakan parah pada Mei 2022 lalu.
Camat Pesisir Selatan, Mirton Setiawan, S.Pd., M.M., menjelaskan, jembatan tersebut merupakan akses vital bagi warga. Selain sebagai jalur alternatif menuju jalan nasional, jembatan ini juga menghubungkan permukiman penduduk dengan lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU), kawasan wisata lokal dan lahan pertanian.
Menurutnya, sejak putus warga terpaksa memutar jauh bahkan menyeberangi sungai secara manual pada musim kering, yang tentu membahayakan.
”Upaya untuk mendorong pembangunan jembatan sudah dilakukan oleh pemerintah kecamatan dan pemerintah pekon sejak tahun 2022. Namun hingga kini, baik dari Pemkab Pesbar maupun instansi terkait lainnya, belum ada kepastian tindak lanjut,” ungkapnya.
Dijelaskan, sejak jembatan itu rusak pada 2022, pihaknya sudah beberapa kali menyampaikan usulan pembangunan ke pemerintah kabupaten maupun terkait lainnya.
Namun hingga Agustus 2025 ini, belum ada langkah konkret yang dilakukan. Jembatan Way Biha memiliki peran strategis dalam konektivitas antarwilayah di Pesisir Selatan. Fungsinya bukan hanya untuk kebutuhan harian warga, tapi juga mendukung pergerakan ekonomi dan pengembangan potensi wisata lokal. Kondisi tanpa jembatan membuat akses masyarakat sangat terbatas.
”Jembatan itu bukan sekadar penghubung biasa. Ini adalah akses utama menuju lahan pertanian warga, pemakaman, dan jalur ke tempat wisata. Tanpa jembatan, banyak aktivitas warga menjadi terganggu,” jelasnya.
Masih kata Mirton, pihaknya berharap agar pada tahun anggaran 2025 ini, Pemkab Pesbar dapat benar-benar memprioritaskan pembangunan jembatan tersebut. Jika kabupaten belum memiliki cukup anggaran, ia mendorong agar pemerintah daerah mengajukan bantuan ke Pemprov Lampung atau bahkan ke pemerintah pusat. Pihaknya juga berharap agar pembangunan jembatan dilakukan secara permanen, bukan lagi berbentuk jembatan gantung. Jembatan dengan konstruksi permanen dinilai lebih tahan lama dan mampu dilalui kendaraan roda empat, yang akan sangat membantu aktivitas pertanian dan distribusi hasil bumi warga.
”Kami harap jembatan dibangun permanen. Kalau hanya jembatan gantung, kekuatannya terbatas dan tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Padahal itu penting bagi ekonomi masyarakat,” pungkasnya.(yayan/*)