Bulog Didorong Percepat Penyaluran Beras Murah ke Pasar, Target Naik Hingga Empat Kali Lipat

Zulhas Desak Bulog Percepat Penyaluran Beras Murah ke Pasar. -Foto disway-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Pemerintah menekan Perum Bulog untuk mempercepat distribusi beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang selama ini dinilai berjalan lamban. Hingga pertengahan Agustus 2025, penyaluran beras murah ke masyarakat masih jauh dari target, padahal stok yang disiapkan cukup besar. 

Beras SPHP merupakan program intervensi pemerintah untuk menjaga harga beras tetap terkendali di pasaran, sekaligus memastikan pasokan bagi masyarakat berpenghasilan rendah tetap aman. Pemerintah sudah menetapkan alokasi sebesar 1,3 juta ton untuk periode Juli hingga Desember 2025. Namun, realisasi distribusi sejauh ini baru sekitar 2.500 ton per hari. 

Data di Kementerian Koordinator Bidang Pangan menunjukkan, lambannya penyaluran disebabkan oleh pola distribusi yang masih mengandalkan bazar pangan murah. Mekanisme ini dinilai kurang efektif karena jangkauannya terbatas dan memerlukan waktu panjang untuk menyentuh seluruh wilayah. Sementara itu, banyak pasar tradisional—yang menjadi pusat perputaran beras di daerah—belum tersentuh program ini.

Pemerintah ingin penyaluran tidak hanya melalui kegiatan bazar, tetapi langsung masuk ke jaringan pasar tradisional maupun sentra distribusi beras yang biasa menjadi jalur utama perdagangan. Langkah ini dianggap penting untuk mempercepat penetrasi dan memastikan beras murah tersedia di lapak-lapak pedagang setiap hari.

Selain memperbaiki jalur distribusi, pemerintah juga mendorong peningkatan volume penyaluran harian. Target yang saat ini berada di kisaran 2.500 ton per hari diusulkan untuk naik signifikan menjadi 10.000 ton per hari. Dengan percepatan itu, dalam sebulan Bulog diharapkan dapat menyalurkan hingga 300.000 ton beras SPHP, sehingga mampu menekan potensi lonjakan harga menjelang akhir tahun.

Kementerian Pertanian turut memperkuat instruksi ini dengan mengarahkan agar distribusi minimal ditingkatkan dua kali lipat dalam waktu dekat. Target awal adalah mencapai 5.000 ton per hari, sebelum nantinya didorong menuju 10.000 ton. Fokus penyaluran diarahkan ke provinsi-provinsi dengan konsumsi beras tinggi seperti Jawa, Sumatra, Sulawesi, serta wilayah-wilayah timur seperti Papua yang kerap menghadapi masalah pasokan.

Langkah percepatan ini juga diproyeksikan akan bersinggungan dengan musim panen gadu pada September mendatang. Dengan masuknya pasokan gabah baru, Bulog akan memiliki ruang lebih besar untuk memperkuat stok dan menjaga stabilitas harga di pasaran. Pemerintah menegaskan, keberhasilan distribusi beras murah ini akan menjadi salah satu indikator penting dalam mengendalikan inflasi pangan di paruh kedua 2025. (*/rinto)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan