Empat Ruas Jalan Vital di Pesbar Segera Ditangani 2025

Bupati Pesisir Barat Dedi Irawan saat meninjau sejumlah titik jalan kabupaten yang rusak. -Foto Dok---

PESISIR TENGAH - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Barat (Pesbar) memastikan sejumlah proyek infrastruktur strategis akan mulai dikerjakan pada tahun anggaran 2025. Salah satu fokus utama adalah penanganan empat titik ruas jalan yang dinilai memiliki peran vital dalam mendukung mobilitas masyarakat, khususnya dalam menunjang sektor perkebunan yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah.

Bupati Pesbar, Dedi Irawan, menyampaikan bahwa empat titik ruas jalan tersebut tersebar di beberapa kecamatan. Pertama, di Pekon Paku Negara, Kecamatan Pesisir Selatan, yang akan dilakukan rehabilitasi jalan pada ruas jembatan II Biha hingga Bendungan Way Biha. Kedua, di Pekon Ulok Mukti, Kecamatan Ngambur, yakni ruas Sumber Agung–Ulok Mukti yang akan ditangani melalui pekerjaan rekonstruksi jalan.

“Selain itu, perbaikan juga dilakukan di Pekon Bumi Ratu, Kecamatan Ngambur, tepatnya pada ruas jalan Pekon Mon–Bumi Ratu dengan bentuk pekerjaan peningkatan jalan. Terakhir, di Pekon Gedung Cahya Kuningan, pada ruas Gedung Cahya Kuningan–SP. IV, yang juga akan dilakukan peningkatan kualitas jalan,” katanya.

Menurutnya, keempat ruas jalan tersebut memiliki fungsi ganda. Selain sebagai jalur penghubung antarpekon, jalan-jalan itu juga menjadi akses utama masyarakat dalam mengangkut hasil perkebunan ke pasar. Oleh karena itu, perbaikan jalan bukan hanya berorientasi pada peningkatan fasilitas transportasi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya memperkuat daya saing perekonomian lokal.

“Seluruh tahapannya agar bisa segera dilaksanakan. Sehingga realisasi dari penanganan empat ruas jalan dimaksud juga bisa segera berlangsung, karena memang penanganan keseluruhan ruas jalan tersebut selama ini sudah dinanti-nanti masyarakat,” jelasnya.

Dikatakannya, Pemkab Pesbar tidak ingin lagi menunda proses perbaikan jalan, mengingat kondisi sejumlah ruas sudah cukup lama dikeluhkan warga. Jalan yang rusak menyebabkan biaya distribusi hasil perkebunan meningkat karena kendaraan yang digunakan menjadi lebih cepat rusak, sementara waktu tempuh juga semakin lama. Situasi ini pada akhirnya menekan keuntungan petani.

“Kami ingin masyarakat benar-benar dapat menikmati hasil pembangunan. Dengan adanya perbaikan akses transportasi ini, produktivitas petani bisa meningkat, biaya distribusi menurun, dan tentu saja taraf kesejahteraan mereka juga ikut terdongkrak,” tandasnya.(yayan)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan