Tragedi Berdarah di El-Fasher: 1.500 Warga Tewas Akibat Serangan RSF di Sudan
Tragedi Berdarah di El-Fasher 1.500 Warga Tewas Akibat Serangan RSF di Sudan--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO— Korban jiwa akibat serangan brutal Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Sudan terus meningkat tajam. Dalam tiga hari terakhir, sedikitnya 1.500 warga sipil dilaporkan tewas ketika kelompok milisi itu merebut kota el-Fasher di wilayah Darfur barat.
Situasi di kota tersebut kini digambarkan sebagai salah satu tragedi kemanusiaan paling mengerikan sejak perang saudara Sudan pecah pada 2023. Laporan dari kelompok medis dan lembaga kemanusiaan menyebutkan banyak warga tewas ketika berusaha melarikan diri dari pengepungan yang dilakukan RSF.
Kelompok pemantau perang menggambarkan kondisi el-Fasher sebagai genosida yang dilakukan secara sistematis. Serangan ini disebut sebagai kelanjutan dari kekerasan di Darfur yang telah menewaskan puluhan ribu orang dalam dua tahun terakhir akibat pemboman, kelaparan, dan eksekusi di luar hukum.
Bukti pembantaian massal semakin kuat setelah Humanitarian Research Lab (HRL) dari Yale University mengonfirmasi adanya citra satelit yang menunjukkan area luas dengan perubahan warna kemerahan, diduga merupakan lokasi penguburan massal.
RSF kini hampir menguasai seluruh wilayah Darfur setelah berhasil merebut benteng terakhir militer Sudan di el-Fasher. Pemerintah Sudan menuduh kelompok tersebut melakukan pembantaian terhadap warga sipil, termasuk di masjid dan fasilitas kesehatan. Sedikitnya 2.000 orang tewas, sementara ribuan lainnya melarikan diri.
Laporan lembaga kemanusiaan juga menyebutkan adanya kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak-anak. Video yang beredar di media sosial memperlihatkan para pejuang RSF menembaki warga yang berusaha melarikan diri, bahkan mengeksekusi pasien di Rumah Sakit Saudi el-Fasher.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 460 korban tewas di rumah sakit tersebut, termasuk tenaga medis. Serangan RSF ke fasilitas medis ini menegaskan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia.
Tragedi ini memperparah krisis kemanusiaan di Sudan yang telah menewaskan puluhan ribu jiwa dan membuat lebih dari 12 juta orang mengungsi. Jatuhnya el-Fasher menandai titik kritis baru dalam konflik yang berpotensi memecah Sudan sekali lagi, lebih dari satu dekade setelah pemisahan Sudan Selatan.