Israel Runtuhkan Menara Sussi di Gaza, Serangan Udara Makin Gencar

Israel Runtuhkan Menara Sussi di Gaza, Serangan Udara Makin Gencar. Foto/Net--

RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Militer Israel kembali menggempur Kota Gaza dengan meratakan sebuah gedung pencakar langit pada Sabtu (6/9/2025). Serangan ini hanya berselang beberapa hari dari penghancuran gedung tinggi lain yang juga menjadi target.

Tindakan militer tersebut dilakukan setelah warga Gaza diperingatkan untuk segera mengungsi ke wilayah selatan menuju zona kemanusiaan. Serangan udara dan operasi darat di pinggiran kota semakin ditingkatkan, sebagai persiapan menuju operasi besar merebut pusat kota.

Gedung yang dihantam adalah Menara Sussi, hunian 15 lantai yang menurut Israel digunakan Hamas sebagai pusat intelijen dan pos pengamatan. Rekaman video memperlihatkan gedung runtuh dalam kepulan asap dan debu, menandai serangan terbaru terhadap infrastruktur tinggi di Gaza.

Peringatan evakuasi kembali dikeluarkan untuk warga yang tinggal di menara-menara lain. Namun, banyak warga menilai zona kemanusiaan di Al-Mawasi tidak menjamin keselamatan karena pengeboman terus terjadi di berbagai wilayah, bahkan di lokasi yang disebut aman sekalipun.

Sementara itu, tekanan internasional terhadap Israel kian meningkat. Hamas sebelumnya menerima proposal gencatan senjata bertahap, tetapi Israel menuntut pelepasan semua sandera, perlucutan senjata, dan berakhirnya kendali Hamas di Gaza. Amerika Serikat melalui Presiden Donald Trump menyebut pihaknya sedang bernegosiasi intensif terkait nasib para sandera.

Menurut data, 251 orang diculik dalam serangan Hamas pada Oktober 2023, dengan 47 orang masih berada di Gaza. PBB memperkirakan hampir satu juta orang bertahan di Kota Gaza meski wilayah itu telah dinyatakan mengalami bencana kelaparan. Dari total 2 juta penduduk, sebagian besar telah mengungsi berkali-kali sejak perang pecah.

Hingga kini, serangan Hamas pada 2023 menewaskan 1.219 orang di Israel. Balasan Israel menewaskan lebih dari 64 ribu warga Palestina, mayoritas adalah sipil, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang datanya dianggap kredibel oleh PBB. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan