17 RTLH akan Direhabilitasi Lewat Program Aspirasi DPR RI

PENANDATANGANAN kontrak rumah swadaya 17 Kepala Keluarga Pekon Purawiwitan Kecamatan Kebuntebu. Foto Dok--
KEBUNTEBU — Sebanyak 17 rumah tidak layak huni (RTLH) milik warga Pekon Purawiwitan, Kecamatan Kebuntebu, Kabupaten Lampung Barat, dipastikan akan direhabilitasi melalui program bantuan rumah swadaya tahun 2025.
Bantuan ini merupakan hasil perjuangan aspirasi politik dari anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Drs. Mukhlis Basri (MB), sebagai bentuk komitmen terhadap kesejahteraan masyarakat di daerah pemilihannya.
Kepastian mengenai penerimaan bantuan tersebut disampaikan setelah dilakukannya penandatanganan kontrak antara pihak penerima dan pelaksana program, yang digelar di Balai Pekon Purawiwitan pada Senin (8/9).
Peratin Purawiwitan, Karyanto, S.E., menyampaikan bahwa bantuan ini merupakan realisasi atas usulan yang sebelumnya diajukan pemerintah pekon kepada pemerintah pusat melalui jalur aspirasi legislatif.
Dirinya menyebut bahwa keberhasilan mendapatkan bantuan ini merupakan bentuk nyata dari sinergi antara masyarakat, pemerintah pekon, dan wakil rakyat di Senayan.
“Kami atas nama masyarakat dan pemerintah Pekon Purawiwitan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada Bapak Drs. Mukhlis Basri yang telah mendengar dan memperjuangkan aspirasi kami hingga akhirnya bantuan ini bisa terealisasi,” ungkap Karyanto.
Ia menambahkan, dari hasil verifikasi dan pendataan yang dilakukan sebelumnya, sebanyak 17 kepala keluarga dinyatakan layak menerima bantuan rumah swadaya tersebut. Seluruh penerima merupakan warga yang selama ini tinggal di rumah dengan kondisi tidak layak dan membutuhkan perhatian serius.
Terkait waktu pelaksanaan, Karyanto menjelaskan bahwa tahapan pembangunan rumah swadaya direncanakan akan mulai berjalan pada bulan Oktober 2025. Dalam program ini, bantuan diberikan dalam bentuk stimulan yang bertujuan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan rumahnya secara gotong royong dan swadaya.
“Bantuan rumah swadaya ini bersifat stimulan, artinya masing-masing penerima nantinya akan didorong untuk berkontribusi secara swadaya baik tenaga maupun bahan tambahan. Di sinilah semangat gotong royong antarwarga akan kembali diperkuat,” ujar Karyanto.
Pihak pekon juga telah menyampaikan kepada para penerima agar mulai mempersiapkan diri, termasuk menyusun rencana kebutuhan material dan tenaga kerja bersama-sama. Hal ini agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan lancar, tepat waktu, dan sesuai dengan tujuan awal, yakni meningkatkan kualitas hunian warga yang masih tinggal di rumah tidak layak.
Program bantuan rumah swadaya ini diharapkan tidak berhenti hanya pada tahun ini atau hanya untuk 17 keluarga. Pemerintah pekon berkomitmen untuk terus melakukan pendataan dan pengusulan bantuan serupa di masa mendatang.
Karyanto juga berharap agar pemerintah pusat dan daerah terus memperhatikan kondisi hunian warga di pelosok desa.
“Kami tentu berharap ke depan lebih banyak lagi keluarga yang mendapatkan bantuan ini. Masih ada warga kami yang tinggal di rumah yang sangat tidak layak. Semoga ini menjadi pintu awal untuk pembangunan perumahan rakyat yang lebih adil dan merata,” imbuhnya.