Serangan Baru Israel Guncang Gaza, Ribuan Warga Mengungsi ke Selatan

Serangan Israel Hancurkan Gedung dan Sekolah di Gaza. Foto/net--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO– Militer Israel kembali melancarkan serangan darat dan udara ke Kota Gaza pada Kamis (18/9/2025). Gempuran ini memicu ribuan warga sipil Palestina meninggalkan rumah mereka menuju wilayah selatan. Asap hitam membubung tinggi, sementara jalanan dipenuhi antrean pengungsi dengan barang seadanya di punggung, gerobak keledai, hingga kendaraan darurat.
Biaya perjalanan melonjak drastis, dalam beberapa kasus mencapai lebih dari 1.000 dolar AS atau sekitar Rp16,5 juta. Situasi di jalur evakuasi semakin kacau, dengan ledakan dan teriakan bercampur dalam kerumunan. Banyak keluarga kehilangan barang-barang mereka di tengah perjalanan.
Kondisi pengungsian yang semakin sempit dikecam dunia internasional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut situasi di Gaza tidak manusiawi, dengan rumah sakit di ambang kehancuran akibat meningkatnya pertempuran. WHO juga mengaku kesulitan menyalurkan bantuan medis penting karena akses yang terputus.
Sejak tengah malam, Rumah Sakit Al Shifa menerima 20 jenazah korban serangan, sementara otoritas pertahanan sipil Gaza melaporkan lebih dari 60 orang tewas dalam sehari. Israel mengklaim serangan menargetkan infrastruktur militer Hamas di Rafah dan Khan Yunis.
Serangan ini terjadi bertepatan dengan laporan Komisi Penyelidikan Independen PBB yang menuduh Israel melakukan genosida. Ketua komisi Navi Pillay menyebut pola kekerasan yang terjadi mirip dengan genosida Rwanda 1994, di mana korban didehumanisasi. Israel menolak tuduhan tersebut, menyebutnya distorsi.
Spanyol menyatakan akan menyelidiki pelanggaran HAM di Gaza guna mendukung proses di Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Sementara itu, Israel sempat mengumumkan pembukaan jalur evakuasi sementara melalui Jalan Salah Al Din, meski pengeboman tetap berlangsung di sekitarnya.
PBB memperkirakan hingga akhir Agustus, sekitar satu juta orang masih berada di Kota Gaza. Dari jumlah itu, 350.000 telah mengungsi ke selatan. Sejak Oktober 2023, kampanye militer Israel sebagai balasan atas serangan Hamas telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina, mayoritas sipil.