Produksi Perikanan Tangkap di Pesisir Barat Capai 5.838 Ton

IKAN : Nelayan Pesisir Barat tangkap ribuan ton ikan laut setiap tahun - Foto yogi--
PESISIR TENGAH – Sektor perikanan tangkap di Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) terus menunjukkan geliat positif. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Pesisir Barat, hingga bulan Agustus 2025, total hasil tangkapan nelayan di wilayah tersebut telah mencapai 5.838 ton.
Angka tersebut merupakan akumulasi dari berbagai jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan lokal di perairan setempat, termasuk perairan Samudera Hindia yang berbatasan langsung dengan perairan laut Kabupaten Pesbar.
Kadis Perikanan Pesbar, Armen Qodar, S.P., mengatakan, capaian tersebut merupakan indikator positif bagi sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Pesbar. Setiap tahun, produksi perikanan tangkap di Kabupaten Pesbar mampu mencapai belasan ribu ton, menjadikannya sebagai salah satu sektor andalan dalam perekonomian daerah.
“Hingga Agustus yang lalu saja kita sudah mencatatkan 5.838 ton ikan hasil tangkapan nelayan. Angka ini tentu akan terus bertambah hingga akhir tahun, apalagi dengan kondisi gelombang laut yang mulai bersahabat, aktivitas melaut nelayan kembali normal,” kata dia.
Dipaparkannya, hasil tangkapan nelayan tersebut terdiri dari berbagai jenis ikan laut bernilai ekonomis tinggi seperti tongkol, tuna, marlin, simba, layur, tenggiri, kakap, hingga lobster. Selain itu, beberapa jenis ikan unggulan yang menjadi ciri khas wilayah perairan Pesbar juga mendominasi hasil tangkapan.
“Jenis ikan unggulan yang biasa ditangkap nelayan kita antara lain setuhuk, tuna, tongkol, cakalang, tenggiri, lemadang, bawal putih, kakap merah, kakap putih hingga lobster. Potensi sumber daya laut kita memang sangat kaya dan beragam,” paparnya.
Menurutnya, kelimpahan hasil laut ini didukung oleh letak geografis Kabupaten Pesbar yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Meski demikian, produksi ikan sempat menurun beberapa waktu lalu akibat kondisi cuaca ekstrem, terutama saat musim angin barat yang membuat sebagian besar nelayan tidak bisa melaut.
“Cuaca buruk seperti angin barat memang menjadi tantangan tahunan bagi nelayan. Saat itu, sebagian besar kebutuhan ikan laut di wilayah ini terpaksa dipenuhi dari luar daerah karena nelayan tidak bisa melaut,” terangnya.
Meski menghadapi kendala cuaca, permintaan masyarakat terhadap ikan laut tetap tinggi. Tingkat konsumsi ikan laut di Pesbar termasuk salah satu yang tertinggi, sehingga keberlangsungan suplai harus tetap dijaga.
“Harapan kita ke depan, dengan membaiknya cuaca dan meningkatnya aktivitas nelayan, hasil tangkapan ikan akan terus meningkat. Ini bukan hanya berdampak pada ketersediaan bahan pangan, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap perekonomian masyarakat pesisir,” pungkasnya. (yogi/*)