Batu Sangkar, Permata Budaya Minangkabau

Istana Pagaruyung merupakan ikon wisata utama di Batu Sangkar. Foto Net--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Batu Sangkar, yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, telah lama dikenal sebagai kota yang sarat dengan nilai sejarah dan kearifan budaya Minangkabau. Julukan “Kota Budaya” melekat karena wilayah ini menyimpan berbagai peninggalan sejarah, tradisi, dan kekayaan seni yang terus lestari hingga kini.
Berada di kawasan perbukitan dengan udara sejuk, Batu Sangkar menghadirkan pengalaman wisata yang menyatukan keelokan alam, jejak sejarah, hingga kuliner khas yang memanjakan lidah. Tidak heran, kota ini menjadi destinasi favorit bagi para pencinta wisata budaya dan sejarah.
Salah satu daya tarik utama Batu Sangkar adalah Istana Pagaruyung, sebuah replika megah dari istana kerajaan Minangkabau yang pernah berjaya pada masa lampau. Bangunan berciri khas atap gonjong yang menjulang ini bukan hanya indah secara visual, tetapi juga menyimpan koleksi benda bersejarah, pakaian adat, serta ukiran penuh filosofi yang menggambarkan kekayaan budaya Minangkabau. Istana ini menjadi simbol identitas daerah sekaligus lokasi edukasi budaya bagi para wisatawan.
Selain itu, keindahan Danau Singkarak turut memperkaya panorama Batu Sangkar. Walaupun sebagian besar wilayah danau ini berada di Kabupaten Solok, bagian selatannya masuk ke Tanah Datar. Permukaan air yang jernih, pemandangan pegunungan, serta udara yang sejuk membuat Danau Singkarak menjadi tempat yang ideal untuk bersantai. Wisatawan bisa menyusuri danau dengan perahu tradisional atau sekadar menikmati suasana tenang di tepiannya.
Jejak kolonial Belanda juga masih dapat ditemui melalui Benteng Van Der Capellen, bangunan bersejarah yang menjadi saksi perjuangan rakyat Minangkabau melawan penjajahan. Kini, benteng tersebut masih berdiri kokoh dan kerap dijadikan lokasi kegiatan kebudayaan maupun acara masyarakat.
Tidak jauh dari pusat kota, terdapat Nagari Pariangan, desa adat yang mendapat pengakuan internasional sebagai salah satu desa terindah di dunia. Terletak di kaki Gunung Marapi, nagari ini menyuguhkan hamparan sawah hijau berpadu dengan rumah gadang tradisional, menghadirkan pemandangan yang menenangkan sekaligus otentik.
Selain itu, Air Terjun Lembah Anai menjadi destinasi alam yang sangat populer di Sumatera Barat. Air terjun setinggi sekitar 35 meter ini berada di jalur utama menuju Batu Sangkar, dikelilingi hutan tropis yang lebat dan menghadirkan suasana sejuk serta asri.
Tak ketinggalan, Masjid Raya Rao-Rao menambah daftar situs penting di Batu Sangkar. Dibangun pada abad ke-19, masjid ini memiliki arsitektur unik yang memadukan nuansa Minangkabau dengan sentuhan Timur Tengah. Kehadirannya tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol perkembangan peradaban Islam di Tanah Datar.
Kekayaan budaya dan sejarah membuat Batu Sangkar menjadi lokasi ideal untuk wisata edukasi. Wisatawan dapat lebih memahami nilai-nilai Minangkabau dengan mengunjungi situs-situs bersejarah, menghadiri pertunjukan seni tradisi, hingga berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal.
Bagi pencinta kuliner, Batu Sangkar menawarkan berbagai hidangan khas yang wajib dicicipi. Rendang, yang sudah mendunia, menjadi menu utama. Selain itu, ada pula sate padang dengan kuah kental berbumbu rempah, serta itiak lado mudo, yakni olahan bebek pedas dengan cabai hijau yang menggugah selera. Untuk makanan ringan, wisatawan dapat mencoba lamang tapai, ketan bakar dalam bambu yang disajikan bersama tapai hitam, atau karupuak sanjai, camilan renyah dari singkong.
Sebagai pelengkap, jangan lewatkan teh talua, minuman unik berupa teh yang dicampur dengan kuning telur ayam kampung. Selain berwisata kuliner, aktivitas menarik lainnya adalah berburu foto di berbagai spot ikonik seperti Istana Pagaruyung, Nagari Pariangan, maupun panorama alam sekitar. Bagi yang menyukai petualangan, kawasan perbukitan di sekitar Batu Sangkar juga cocok untuk trekking dan berkemah.
Di sisi lain, wisatawan dapat membeli oleh-oleh khas Minang, mulai dari kain songket, sulaman tradisional, hingga aneka camilan khas untuk dibawa pulang. Agar perjalanan lebih berkesan, ada beberapa hal yang patut diperhatikan wisatawan. Waktu terbaik berkunjung adalah saat festival budaya, misalnya Festival Pacu Jawi yang menampilkan atraksi unik pacuan sapi di sawah berlumpur.
Momen ini bukan hanya menjadi tontonan menarik, tetapi juga kesempatan memahami tradisi masyarakat Minangkabau yang masih terjaga. Untuk menjelajahi lebih banyak destinasi, disarankan menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa mobil, meski transportasi lokal seperti angkot dan ojek juga tersedia. Selain itu, wisatawan perlu menghormati adat setempat, termasuk berpakaian sopan dan menjaga sikap sesuai norma budaya Minangkabau yang kuat.
Jangan lupa membawa kamera atau ponsel dengan kapasitas penyimpanan cukup, karena hampir setiap sudut Batu Sangkar menawarkan pemandangan yang layak diabadikan.