RI Target Tambah 76 Persen Pembangkit dari EBT di 2029

Pemerintah menargetkan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan naik bertahap hingga 76 persen hingga 2029. Foto CNN Indonesia--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO- Pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik nasional sebesar 69,5 gigawatt (GW) hingga tahun 2034, dengan 76 persen di antaranya berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT). Rencana tersebut tertuang dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, yang disebut-sebut sebagai RUPTL paling hijau dalam sejarah ketenagalistrikan Indonesia.

RUPTL baru ini menandai babak penting transisi energi nasional. Untuk pertama kalinya, pembangkit listrik berbasis energi fosil—khususnya batu bara—tidak lagi menjadi tumpuan utama. Pemerintah memproyeksikan penurunan porsi batu bara dalam bauran energi nasional yang saat ini masih mencapai 66 persen, sementara EBT baru sekitar 14 persen.

Selain mengakomodasi pembangunan pembangkit tenaga surya, angin, panas bumi, dan hidro, RUPTL 2025–2034 juga memasukkan rencana pengembangan energi nuklir dalam bauran energi jangka panjang. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah untuk memperkuat fondasi transisi energi sekaligus menjamin keberlanjutan pasokan listrik nasional.

Direktorat Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN menilai perubahan arah kebijakan ini sebagai lompatan strategis menuju ketahanan energi nasional. Tantangannya, proses peralihan dari energi fosil menuju EBT memerlukan investasi besar, adaptasi teknologi, serta dukungan regulasi yang konsisten.

Kebijakan transisi energi juga tidak dilepaskan dari mandat Presiden Prabowo Subianto yang menekankan prinsip energy security first. Artinya, swasembada energi tetap menjadi fondasi utama, sementara transisi menuju energi bersih berjalan secara bertahap dan terukur agar tidak menimbulkan risiko terhadap kestabilan pasokan maupun harga energi domestik.

Sejalan dengan itu, PT PLN (Persero) mendorong inisiatif Electricity Connect 2025 yang digagas oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI). Forum tersebut akan mempertemukan para pemangku kepentingan, pemimpin industri, dan inovator energi lintas sektor pada 19–21 November 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).

Ajang ini diharapkan menjadi wahana bagi pelaku industri energi untuk memperkuat sinergi nasional, mempercepat integrasi teknologi hijau, dan memperluas investasi di bidang energi bersih. Direktur Utama PLN Enjiniring Chairani Rachmatullah menilai momentum transisi energi saat ini harus dijaga dengan konsistensi kebijakan dan kolaborasi lintas sektor agar ekosistem energi nasional semakin tangguh dan berdaya saing di tingkat regional.

RUPTL baru ini menandai perubahan paradigma besar: dari orientasi ekspansi berbasis batu bara menuju pembangunan berkelanjutan berbasis energi bersih. Jika berhasil dijalankan, Indonesia bukan hanya mengejar target bauran energi, tetapi juga meneguhkan diri sebagai kekuatan energi hijau terbesar di Asia Tenggara pada 2034.(*/edi)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan