Serap 2 Juta Tenaga Kerja, Investasi ke Indonesia Capai Rp1.434 Triliun

Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani. Antara Foto--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Pemerintah mencatat realisasi investasi nasional hingga September 2025 mencapai Rp1.434,3 triliun atau tumbuh 13,7 persen secara tahunan. Angka tersebut setara 75,3 persen dari target investasi 2025 yang ditetapkan sebesar Rp1.905,6 triliun. Dari total investasi itu, sebanyak 1.956.346 tenaga kerja terserap di berbagai sektor ekonomi.

Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengatakan capaian ini menandai tren positif kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi nasional. Ia menegaskan, target investasi bukan sekadar angka, melainkan harus berdampak nyata pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

“Yang paling penting bukan hanya capaian nominal, tetapi kualitas investasi yang membawa nilai tambah bagi masyarakat dan daerah,” ujar Rosan dalam konferensi pers di Kementerian Investasi, Jakarta Selatan, Jumat (17/10).

Rosan menjelaskan, penyerapan investasi lebih besar terjadi di luar Pulau Jawa, dengan nilai Rp741,8 triliun atau 51,7 persen dari total investasi nasional. Sementara investasi di Pulau Jawa tercatat Rp692,5 triliun atau 48,3 persen.

Komposisi investasi domestik dan asing menunjukkan dominasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp789,7 triliun atau 55,1 persen. Adapun penanaman modal asing (PMA) berkontribusi Rp644,6 triliun atau 44,9 persen.

Dari sisi wilayah, Jawa Barat menjadi daerah dengan realisasi investasi terbesar yakni Rp218,2 triliun atau 15,2 persen dari total nasional. DKI Jakarta menyusul dengan Rp204,2 triliun (14,2 persen), disusul Jawa Timur Rp105,1 triliun (7,3 persen), Sulawesi Tengah Rp97,6 triliun (6,8 persen), dan Banten Rp91,6 triliun (6,4 persen).

Dari sisi negara asal, Singapura tetap menjadi investor terbesar di Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$12,6 miliar, diikuti Hong Kong US$7,3 miliar, China US$5,4 miliar, Malaysia US$2,7 miliar, dan Jepang US$2,3 miliar.

Sementara itu, sektor industri logam dasar dan barang logam masih menjadi primadona investasi dengan nilai Rp196,4 triliun atau 13,7 persen dari total realisasi. Disusul subsektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp163,3 triliun (11,4 persen); pertambangan Rp158,1 triliun (11 persen); jasa lainnya Rp130 triliun (9,1 persen); serta perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp105,2 triliun (7,3 persen).

Rosan menilai capaian tersebut menunjukkan keberhasilan strategi pemerintah dalam memperluas pusat pertumbuhan ekonomi di luar Jawa serta mempercepat hilirisasi industri. Dengan investasi yang terus meningkat, ia optimistis target Rp1.905 triliun hingga akhir tahun dapat tercapai bahkan terlampaui.

“Pemerintah akan terus menjaga iklim investasi yang kondusif, mempercepat perizinan, dan memastikan setiap rupiah investasi benar-benar memberi manfaat bagi rakyat Indonesia,” tegas Rosan.(*/edi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan