Pakistan Tuding India Hasut Taliban, Ketegangan di Perbatasan Meledak

ikustrasi Taliban.Foto/net--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Ketegangan di perbatasan Pakistan dan Afghanistan kembali meningkat sepanjang Oktober 2025 dan menyeret India ke pusaran konflik. Pemerintah Pakistan menuding New Delhi memicu eskalasi kekerasan lintas perbatasan melalui hubungan diplomatik yang kian mesra dengan Taliban Afghanistan.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menuduh India sengaja “menghasut” Taliban, sementara Menteri Pertahanan Khawaja Muhammad Asif menyebut Kabul kini bertindak layaknya “wakil India”. Tuduhan itu muncul setelah serangkaian bentrokan artileri dan serangan drone yang menewaskan puluhan orang dari kedua pihak.
Hubungan India dan Taliban memang mencair belakangan ini. Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi bahkan disambut karpet merah saat berkunjung ke New Delhi pada 9 Oktober 2025 — kunjungan resmi pertama sejak kelompok itu kembali berkuasa pada 2021. Namun, di hari yang sama, dua ledakan mengguncang Kabul dan kawasan perbatasan Pakistan, memicu saling tuduh dan aksi balasan.
Menurut pakar hubungan internasional Afghanistan, Wahid Faqiri, langkah India menjamu Taliban merupakan strategi geopolitik untuk memperlemah posisi Pakistan. “India ingin memperburuk ketegangan antara Pakistan dan Afghanistan,” ujarnya.
Pemerintah Taliban sendiri menuduh Pakistan berada di balik ledakan tersebut. Balasan pun terjadi, hingga pertempuran sengit pecah selama sepekan sebelum kedua pihak menandatangani gencatan senjata baru pada 19 Oktober.
Namun, relasi Islamabad dan Kabul sudah retak jauh sebelum itu. Sejak Taliban kembali berkuasa pada 2021, Pakistan menuduh pemerintahan Kabul memberi perlindungan kepada kelompok militan Taliban Pakistan (TTP) yang kerap melancarkan serangan mematikan terhadap aparat keamanan.
Data internal aparat Pakistan menyebut lebih dari 100 anggota militer dan polisi tewas hanya pada Oktober ini akibat serangan penyerang yang diyakini beroperasi dari wilayah Afghanistan. Kondisi ini turut memicu kebijakan deportasi besar-besaran terhadap migran Afghanistan, yang kini dituding memperburuk kriminalitas di Pakistan.
Sementara itu, India menepis tuduhan bahwa mereka mendukung kelompok bersenjata anti-Pakistan. “Menyalahkan negara lain atas kegagalan internalnya sendiri sudah menjadi kebiasaan lama Pakistan,” tegas Kementerian Luar Negeri India.
Langkah India merangkul Taliban memang menuai perdebatan domestik. Namun pernyataan Amir Khan Muttaqi yang menyebut Kashmir sebagai “Jammu dan Kashmir, India” setelah serangan teror di Pahalgam pada April lalu membuat hubungan New Delhi dan Kabul semakin erat, sekaligus memperburuk citra Pakistan di mata Taliban.
Sebagai tindak lanjut, India menaikkan status misinya di Kabul menjadi kedutaan besar penuh — langkah yang dinilai sebagai sinyal pengakuan diplomatik tidak langsung terhadap pemerintahan Taliban.
Para analis menilai, poros baru India–Taliban ini menggeser keseimbangan geopolitik Asia Selatan. Pakistan kini menghadapi tekanan ganda: perang di perbatasan, isolasi diplomatik, dan krisis kepercayaan dari sekutu lamanya di kawasan.