Hamas Serahkan Jenazah Tawanan, Israel Lanjutkan Serangan di Gaza

Persiapan Hamas untuk Melanjutkan Pertempuran di Gaza dengan Merekrut Ribuan Tentara. Foto/net--

RADARLAMBARBACAKORAN.CO-
Situasi di Gaza kembali memanas setelah Hamas menyerahkan satu jenazah tawanan kepada Israel. Penyerahan dilakukan beberapa jam setelah serangan pesawat tanpa awak Israel menghantam wilayah selatan Gaza, di tengah gencatan senjata yang masih rapuh.

Militer Israel mengonfirmasi bahwa Palang Merah telah mengambil alih peti jenazah untuk diserahkan ke pihak Israel. Proses pemulangan ini menjadi bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat sejak 10 Oktober 2025, di mana Hamas berjanji menyerahkan 28 jenazah tawanan. Hingga Senin, sebanyak 16 jenazah telah diserahkan, sementara 20 tawanan hidup telah dibebaskan pada 13 Oktober lalu.

Namun, pembebasan jenazah terbaru memunculkan tekanan politik di Israel. Sejumlah keluarga korban mendesak pemerintah menghentikan gencatan senjata jika Hamas tidak segera menyerahkan seluruh jenazah. Mereka menuding Hamas mengetahui lokasi para tawanan yang meninggal dan meminta pemerintah serta mediator internasional menunda perjanjian berikutnya hingga semua jasad dikembalikan.

Sementara itu, pernyataan negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, menyebut bahwa proses pencarian jenazah terhambat karena kondisi medan Gaza yang telah berubah akibat perang. Beberapa orang yang mengetahui lokasi pemakaman disebut telah tewas, sedangkan sebagian lainnya lupa tempat penguburannya. Israel pun mengizinkan tim teknis Mesir masuk ke Gaza untuk membantu proses pencarian menggunakan alat berat.

Meski gencatan senjata masih berlaku, serangan udara Israel kembali menewaskan dua orang di Khan Younis, Gaza selatan, pada Senin. Laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza menyebut delapan warga Palestina tewas dan 13 lainnya terluka dalam dua hari terakhir. Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Gaza telah mencapai 68.527 orang dengan 170.395 lainnya luka-luka.

Dari Washington, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa Israel tidak melanggar gencatan senjata karena serangan yang dilakukan ditujukan kepada anggota kelompok Jihad Islam Palestina yang dianggap mengancam keamanan Israel.

 

Sementara itu, PBB melaporkan sekitar 473.000 warga telah kembali ke Gaza utara dalam dua minggu terakhir. Mereka menghadapi kerusakan besar dan kekurangan kebutuhan pokok. Kepala Bulan Sabit Merah Palestina, Younis al-Khatib, memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza masih sama parahnya seperti sebelum gencatan senjata, dan masyarakat akan membutuhkan dukungan jangka panjang, termasuk pemulihan mental.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan