Arsenal Unggul di Puncak Klasemen, Pertahanan Kokoh Jadi Kunci Juara
 
                            Arsenal Unggul di Puncak Klasemen, Pertahanan Kokoh Jadi Kunci Juara--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Arsenal semakin menunjukkan diri sebagai kandidat terkuat peraih gelar juara Liga Inggris musim ini. Setelah sembilan pertandingan, tim asuhan Mikel Arteta memimpin klasemen sementara dengan keunggulan empat poin dari posisi kedua. Meski kompetisi masih panjang, performa konsisten dan pertahanan kokoh The Gunners menandakan bahwa mereka tengah berada di jalur yang benar menuju trofi Premier League.
Kemenangan tipis 1-0 atas Crystal Palace pada akhir pekan lalu mempertegas posisi Arsenal di puncak klasemen dan mengubah dinamika persaingan gelar. Di bawah mereka, Tottenham dan Bournemouth masih mencoba menempel, namun belum memiliki kedalaman skuad serta kestabilan performa untuk bersaing hingga akhir musim. Sementara itu, dua pesaing utama, Manchester City dan Liverpool, justru tengah tersandung. City kehilangan ritme usai kekalahan di pekan ketiga, dan Liverpool menelan empat kekalahan beruntun. Adapun Chelsea, yang diharapkan ikut bersaing, kini tertinggal delapan poin dan belum menemukan konsistensi.
Dalam kondisi tersebut, Arsenal menjadi tim paling realistis untuk menjuarai liga. Berdasarkan analisis performa, peluang mereka finis sebagai juara mencapai 79 persen. Keberhasilan ini tak lepas dari sistem permainan yang matang meski sempat kehilangan beberapa pemain kunci seperti Bukayo Saka, Martin Ødegaard, Kai Havertz, dan William Saliba akibat cedera. Struktur permainan Arteta terbukti mampu menjaga keseimbangan tim di tengah badai absensi.
Faktor terbesar yang mengangkat Arsenal ke level ini adalah pertahanan mereka yang luar biasa solid. Dalam sembilan laga, The Gunners hanya kebobolan tiga gol, dengan rata-rata expected goals conceded (xGC) sebesar 0,51 per pertandingan — rekor terbaik dalam 15 tahun terakhir Premier League. Catatan itu bahkan melampaui pertahanan legendaris Chelsea era José Mourinho (2004–2005) dan Manchester City 2017–2018.
Kombinasi antara organisasi pertahanan yang rapat dan penguasaan bola efisien membuat lawan kesulitan menciptakan peluang berbahaya. David Raya tampil agresif sebagai penjaga gawang modern, sementara Saliba dan Gabriel Magalhães membentuk duet bek tengah terbaik di liga. Dukungan dari Jurrien Timber dan Riccardo Calafiori memberi fleksibilitas di sektor sayap, dan di lini tengah, Declan Rice serta Martin Zubimendi menghadirkan keseimbangan sempurna antara kekuatan fisik dan kecerdasan posisi.
Di lini depan, Viktor Gyökeres dan Saka berperan besar dalam pressing tinggi yang memaksa lawan melakukan kesalahan sejak awal. Arsenal tak hanya mengandalkan keberuntungan atau efisiensi sementara, tetapi tampil dengan struktur permainan yang terencana dan adaptif — mampu menekan tinggi, bertahan dalam, dan melakukan transisi cepat tanpa kehilangan kontrol.
Namun, di balik dominasi itu masih ada tantangan. Serangan terbuka Arsenal belum seproduktif yang diharapkan dan mereka masih bergantung pada gol dari bola mati. Bila produktivitas ini menurun, momentum bisa berpindah ke City atau Liverpool. Tetapi, jika para pemain depan kembali tajam setelah pulih dari cedera, tidak ada tim lain yang tampak cukup kuat untuk menghentikan mereka.
 
         
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                    