Gencatan Senjata Gaza Terancam Usai Serangan Udara Israel
 
                            Buldoser mulai membersihkan puing-puing di Gaza setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas disepakati. Ilustrasi. Foto REUTERS--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO–Harapan perdamaian di Gaza kembali menipis setelah Israel melancarkan serangan udara ke wilayah tersebut pada Selasa malam (28/10) waktu setempat. Serangan yang diarahkan ke Kota Gaza itu menimbulkan ledakan besar dan menewaskan tujuh orang, termasuk dua anak-anak di Gaza dan Khan Younis.
Aksi militer tersebut dipicu tuduhan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menilai Hamas telah melanggar kesepakatan gencatan senjata. Sebelumnya, terjadi baku tembak di Gaza serta dugaan bahwa Hamas menyerahkan potongan tubuh sandera yang disebut telah ditemukan pasukan Israel dua tahun lalu. Penyerahan sandera, baik hidup maupun meninggal, merupakan salah satu poin penting dalam kesepakatan gencatan senjata kedua pihak.
Beberapa jam sebelum serangan udara, Israel menuding Hamas melancarkan serangan rudal anti-tank ke pasukan mereka. Namun Hamas membantah tuduhan itu dan menegaskan masih berkomitmen pada kesepakatan damai. Insiden tersebut berdampak pada penundaan rencana penyerahan satu sandera oleh Hamas yang dijadwalkan dilakukan pada hari yang sama.
Pemerintah Israel menegaskan akan memberi balasan keras atas setiap serangan terhadap tentaranya dan menuding Hamas tidak menepati janji. Dua pejabat Israel bahkan menyebut bahwa Amerika Serikat telah mengetahui rencana serangan itu sebelumnya.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan keyakinannya bahwa gencatan senjata di Gaza masih bisa dipertahankan, meski ia memahami alasan Israel membalas karena kehilangan seorang tentaranya.
Dosen Keamanan Internasional King’s College London, Rob Gaist Pinfold, menilai situasi di Gaza memang rapuh sejak hari pertama gencatan senjata diberlakukan. Menurutnya, baik Israel maupun Hamas sama-sama mencari pembenaran untuk melanggar kesepakatan. Ia juga menyoroti bahwa separuh wilayah Gaza masih berada di bawah kendali militer Israel, sehingga masyarakat Palestina belum benar-benar merasakan efek dari gencatan senjata yang dijanjikan.
 
         
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                    