Harga Ayam dan Telur Masih Melonjak di Bandar Lampung

Harga ayam potong dan telur ayam ras di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandar Lampung belum juga turun. Foto RLMG--

RADARLAMBARBACAKORAN.CO– Harga ayam potong dan telur ayam ras di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandar Lampung belum juga turun, meski pemerintah kota telah melakukan berbagai langkah pengendalian, termasuk operasi pasar.

Pantauan di Pasar Pasir Gintung menunjukkan harga ayam potong masih berkisar Rp45 ribu hingga Rp50 ribu per 1,5 kilogram, sementara telur ayam ras stabil di angka Rp30 ribu per kilogram. Harga ini bertahan tanpa perubahan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung, Erwin, menjelaskan bahwa kenaikan tersebut bukan hanya disebabkan oleh pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), melainkan akibat kombinasi beberapa faktor lain.

Menurutnya, biaya pakan yang meningkat menjadi salah satu penyebab utama. Harga jagung dan kedelai sebagai bahan pakan mengalami kenaikan, sehingga berdampak langsung terhadap harga ayam dan telur di pasaran. Selain itu, tingginya permintaan masyarakat juga turut memperkuat tren kenaikan harga.

Permintaan meningkat, terutama menjelang masa-masa tertentu seperti musim hajatan, kegiatan sekolah, maupun program pemerintah yang menggunakan bahan pangan pokok. Sementara itu, pasokan dari peternak tidak selalu bisa menyesuaikan dengan cepat, sehingga mendorong harga naik.

Faktor distribusi juga berpengaruh. Gangguan pada jalur pasok atau keterlambatan pengiriman dari daerah produsen bisa meningkatkan biaya logistik dan memperlambat distribusi barang ke pasar.

Meski mengakui bahwa program MBG turut meningkatkan permintaan ayam dan telur, Erwin menegaskan bahwa program tersebut bukan satu-satunya penyebab lonjakan harga. Cuaca, ketersediaan pakan, serta kondisi pasar nasional turut memberikan dampak yang sama di berbagai daerah di Indonesia.

Kendati demikian, stok ayam potong dan telur di Kota Bandar Lampung dipastikan masih aman. Pemerintah Kota melalui Dinas Perdagangan terus berupaya menstabilkan harga dengan melanjutkan kegiatan operasi pasar di berbagai titik, termasuk Kecamatan Way Halim pada 30 Oktober hingga awal November 2025.

Langkah ini diharapkan mampu menekan kenaikan harga dan menjaga ketersediaan stok di tingkat pedagang maupun konsumen. (rlmg/nopri)

 

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan