Lambar Kembangkan Ketahanan Pangan Berbasis Perikanan
Sebagian besar pekon di Kabupaten Lampung Barat mengalokasikan Dana Desa (DD) 20 persen khsusunya anggaran ketahanan pangan tahun 2025 untuk program budidaya ikan air tawar--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Unsur pemerintah di Kabupaten Lampung Barat terus memaksimalkan potensi air tawar sebagai basis penguatan ketahanan pangan desa. Hal itu terlihat dari semakin banyaknya pekon yang mengalokasikan Dana Desa (DD) 20 persen khsusunya anggaran ketahanan pangan tahun 2025 untuk program budidaya ikan air tawar sesuai potensi lokal.
Pemerintah pekon menyebutkan, budidaya ikan menjadi pilihan paling relevan karena tingkat keberhasilannya cukup tinggi dan mudah dikembangkan oleh masyarakat. Selain itu, permintaan pasar terhadap ikan konsumsi seperti nila dan lele cukup stabil.
Seperti halnya di Kecamatan Belalau, Pekon Bedudu menjadi salah satu desa yang telah menjalankan program ini melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Unit usaha yang dikembangkan fokus pada budidaya pembesaran ikan nila, memanfaatkan ketersediaan air dan kondisi lingkungan yang mendukung.
Peratin Bedudu, Alexander Metias, mengatakan program ketahanan pangan melalui budidaya ikan nila dipilih berdasarkan potensi wilayah dan hasil musyawarah pekon. Selain untuk menjaga ketahanan pangan, kegiatan ini juga diarahkan menjadi sumber pendapatan baru bagi pekon melalui pengelolaan BUMDes.
“Wilayah Bedudu memiliki sumber air yang cukup stabil. Secara teknis sangat memungkinkan untuk pengembangan budidaya ikan. Karena itu kami memilih pembesaran ikan nila agar manfaatnya cepat dirasakan masyarakat,” ujar Alexander.
Ia menambahkan, program ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi dikelola secara serius melalui perencanaan usaha, pengadaan sarana budidaya, hingga perhitungan proyeksi panen. Harapannya, selain memperkuat ketersediaan protein hewani, juga memberi dampak ekonomi bagi pelaksana dan kas BUMDes.
“Yang terpenting, kegiatan ini dijalankan sesuai aturan, transparan, dan benar-benar memberikan manfaat nyata. Target kami, ke depan pekon bisa mandiri dalam pengadaan bibit dan memperluas kolam budidaya,” tambahnya.
Peratin Bedudu, Alexander Metias, optimistis program ketahanan pangan yang dikelola melalui BUMDes akan memberi dampak berkelanjutan.
“Kalau dikelola dengan baik, budidaya ikan sangat potensial menjadi sumber pendapatan pekon dan masyarakat. Tahun ini kami fokus memperkuat dasar usaha, tahun selanjutnya kami dorong ekspansi produksi,” tutupnya.
Masih di Kecamatan Belalau, Pekon Turgak juga mengarahkan ketahanan pangan DD 20 persen untuk sektor perikanan air tawar. Melalui unit usaha pekon, mereka membangun kolam yang besar guna memaksimalkan kapasitas produksi ikan.
Selain Bedudu dan Turgak, beberapa pekon lain di Lampung Barat juga mengembangkan unit usaha perikanan sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan, di antaranya, Pekon Kubu Liku Jaya (budidaya lele skala besar melalui BUMDes, Pekon Gunungsugih unit usaha ayam petelur , Pekon Sumber Rejo dan Pajaragung (kolam-kolam komunitas untuk pembesaran ikan nila)
Dengan semakin masifnya pengembangan budidaya ikan di tingkat pekon, Lampung Barat diproyeksikan mampu meningkatkan ketersediaan pangan hewani sekaligus membuka lapangan usaha baru bagi masyarakat desa.
Dinas PMD dan pendamping desa menilai, semakin banyaknya pekon yang mengembangkan perikanan menunjukkan bahwa potensi air tawar di Lampung Barat sangat besar untuk mendukung ketahanan pangan berbasis pekon.
Program ketahanan pangan berbasis perikanan diperkirakan akan terus berkembang, seiring komitmen pekon-pekonnya dalam memanfaatkan potensi alam untuk memperkuat ekonomi lokal. (edi/lusiana)