Pasukan Perdamaian Indonesia Menuju Gaza
Sebanyak 1.087 personel pasukan perdamaian Satgas Kontingen Garuda (Konga) TNI Unifil tahun anggaran 2024, disambut kembali ke Tanah Air. Foto ist--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Pemerintah bersama Markas Besar TNI terus mematangkan rencana pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza, Palestina, menyusul persetujuan Dewan Keamanan PBB terhadap rancangan mekanisme keamanan dan tata kelola kawasan tersebut. Seluruh proses kini menunggu keputusan akhir dari Presiden Prabowo Subianto sebagai pemegang kewenangan tertinggi.
Persiapan berlangsung intensif, mulai dari seleksi personel tiga matra—Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara—hingga penentuan sosok yang akan memimpin operasi kemanusiaan berskala besar ini. TNI menetapkan bahwa komando pasukan perdamaian akan dipegang perwira tinggi berpangkat jenderal bintang tiga, mengingat kompleksitas operasi dan kebutuhan koordinasi lintas negara.
Penunjukan jenderal bintang tiga dipertimbangkan karena cakupan operasi yang melibatkan tiga brigade komposit, yakni Batalyon Kesehatan, Batalyon Zeni Konstruksi, dan Batalyon Bantuan. Dengan pangkat setingkat itu, pemimpin misi dinilai mampu mengendalikan operasi lintas matra, sekaligus menjalankan mandat OMSP yang sarat unsur kemanusiaan, rekonstruksi, perlindungan warga, hingga kerja sama internasional.
TNI menilai misi di Gaza memiliki tantangan besar karena mencakup berbagai aspek mulai dari layanan kemanusiaan, pembangunan fasilitas dasar, hingga upaya menjaga keamanan kawasan. Untuk itu, pengalaman dalam operasi multilateral dan operasi gabungan menjadi syarat utama bagi calon pemimpin pasukan.
Selain pasukan darat, kesiapan alat utama sistem persenjataan juga menjadi prioritas. Helikopter, pesawat angkut C-130 Hercules, serta dua kapal rumah sakit milik TNI AL dipersiapkan untuk mendukung operasi. TNI AL sendiri memiliki tiga KRI berjenis rumah sakit dan dinyatakan siap mengirim salah satunya untuk memperkuat misi kemanusiaan tersebut.
Dari sisi personel, jumlah pasukan yang akan dikirim ikut dimatangkan. TNI AD menjadi kontributor terbesar dengan proyeksi 12.000 prajurit, atau sekitar 60 persen dari total 20.000 pasukan yang direncanakan. Sementara itu, TNI AL dan TNI AU masing-masing diperkirakan menyumbang 25 persen dan 15 persen dari total kekuatan.
Komposisi final dan keputusan teknis lainnya akan ditetapkan secara resmi oleh Mabes TNI mengikuti perkembangan lapangan serta kebutuhan misi. Dengan persiapan yang terus dikebut, Indonesia menegaskan kesiapan penuh untuk berperan aktif dalam menjaga perdamaian dan kemanusiaan di Gaza melalui pengerahan kekuatan militer berskala besar dan terkoordinasi. (*/rinto)