Indonesia Masih Menimbang Pengiriman Pasukan ke Gaza

Sebanyak 1.087 personel pasukan perdamaian Satgas Kontingen Garuda (Konga) TNI Unifil tahun anggaran 2024, disambut kembali ke Tanah Air. Foto  ist--

RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Rencana Indonesia mengirim pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke Jalur Gaza masih terus mengalami tarik ulur. Hingga saat ini belum ada keputusan mengenai jumlah personel maupun jadwal keberangkatan untuk bergabung dalam Pasukan Stabilitas Internasional (ISF) yang dibentuk melalui Resolusi 2803 Dewan Keamanan PBB.

TNI menegaskan bahwa pengerahan pasukan hanya dapat dilakukan setelah adanya mandat final dari PBB. Mandat tersebut menjadi dasar legalitas internasional sekaligus menentukan batas kewenangan, tugas, dan arah misi di Gaza. Tanpa kejelasan tersebut, keputusan pengiriman tidak dapat ditetapkan, termasuk perihal komposisi pasukan.

Selain menunggu instruksi PBB, TNI juga masih menantikan keputusan politik nasional. Sebagai pemegang komando tertinggi, Presiden menjadi penentu apakah Indonesia akan berpartisipasi dalam ISF. Hingga kini, pemerintah masih mengkaji berbagai aspek, mulai dari kepentingan nasional hingga implikasi keamanan dan diplomatik.

ISF sendiri merupakan pasukan multinasional yang dirancang untuk menjaga stabilitas di Gaza. Namun belum ada negara yang memastikan keterlibatan secara resmi. Situasi ini membuat posisi Indonesia semakin kompleks, mengingat dukungan kuat Indonesia terhadap perjuangan Palestina dapat menimbulkan risiko diplomatik bila pengerahan pasukan dipersepsikan keliru oleh pihak tertentu.

 

TNI menyatakan siap melaksanakan apa pun keputusan pemerintah dengan tetap mengedepankan profesionalitas dan prinsip perdamaian dunia. Namun sejumlah pengamat menilai bahwa pengerahan pasukan ke Gaza tidak sederhana, karena berpotensi menempatkan Indonesia pada dilema geopolitik, terutama terkait dinamika kelompok-kelompok di wilayah tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan