Petani Kopi Was-Was, Dampak pada Buah Akibat Tingginya Hujan
13032024--
SEKINCAU - Usia buah kopi robusta Kabupaten Lampung Barat (Lambar) yang sangat ini masuk usia lima sampai enam bulan atau sedang buah degan, merupakan kondisi yang cukup membuat petani harap-harap cemas. Hal itu dengan keadaan cuaca yang tak menentu yang berpotensi menyebabkan kerontokan.
Sahroni petani kopi dari Kelurahan Sekincau menyampaikan. Tahun ini menjadi tahun mujur bagi petani kopi, lantaran buah kopi cukup menjanjikan dengan rata-rata berbuah lebat ditambah harga jual yang memecahkan rekor tertinggi diatas Rp50 ribu per-kilogram.
"Buah kopi tahun ini sangat baik dan berbanding sangat jauh dengan tiga tahun sebelumnya yang anjlok. Namun dengan usia buah yang terbilang muda sangat rentan rontok apalagi situasi cuaca seperti sekarang ini yang lebih banyak hujan dengan intensitas tinggi," katanya.
Dan upaya dalam mengurangi kerontokan tentunya pemaksimalan perawatan batang kopi seperti berupaya agar buah kopi lebih sering terkena sinar matahari sehingga air hujan yang tersangkut di bongkol buah kopi bring dan tidak menyebabkan tangkai busuk hingga terjadi kerontokan.
Namun kata dia di balik kecemasan tersebut kabar baiknya adalah tentang harga jual kopi yang dinilai sangat luar biasa bahkan nilai di atas Rp50.000 yang ada di pasar merupakan wilayah tertinggi sejak adanya jual beli kopi robusta lambar.
"Jika buah kopi yang ada saat ini tidak terlalu banyak mengalami kerontokan atau di bawah 20 persen dan harga mampu bertahan Rp50.000 perkilogram. Ini jelas akan mengangkat secara cepat ekonomi masyarakat khususnya petani kopi yang selama tiga tahun ini cukup menderita dampak dari anjlok nya buah kopi serta tingginya kebutuhan dan pemeliharaan batang kopi," sebutnya.
Selain dia juga mengatakan dari pengalaman sebagai petani kopi di usia buah kopi yang berstatus degan jalan penggunaan pupuk agar tetap menjaga buah jangan sampai justru memicu lebih tepatnya kerontokan sebab jika salah dalam penggunaan pupuk hal itu dapat terjadi.
Secara garis besar para petani kopi Lampung Barat sangat optimis jika harga jual yang saat ini tengah berlangsung akan mampu bertahan hingga puncak musim hingga beberapa bulan ke depan hal itu menjadi harapan utamanya sebagai langkah dalam menstabilkan kembali ekonomi keluarga dampak dari berbagai tragedi yang terjadi sejak 2020 mulai dari covid 19 inflasi dan di pertengahan 2023 kemarau yang juga berimbas pada berbagai sektor usaha masyarakat. (*)