Berikut 26 Lokasi Pesta Sekura

Ilustrasi--

BALIKBUKIT - Pesta Budaya Sekura dilaksanakan setelah hari raya Idul Fitri biasanya mulai dari 1 Syawal sampai 6 atau 7 Syawal setiap hari bergantian dari Pekon ke Pekon yang lain dalam wilayah Kabupaten Lampung Barat. 

Setidaknya ada 26 pekon yang saat ini melaporkan akan menyelenggarakan pesta budaya sekura tersebut.

Kepala Dinas Kepemudaan, Pariwisata dan Olahraga (Disporapar) Lampung Barat Dahlin, mengatakan, terdapat 26 Pekon di Lampung Barat yang akan menggelar Pesta Sekura. Pada 1 Syawal terdapat dua Pekon yang akan menggelar Pesta Sekura yakni, Pekon Muara Jaya II kecamatan Kebun Tebu dan Kutaraja Pekon Sebarus Balik Bukit.

Selanjutnya pada 2 Syawal terdapat Pekon Kenali kecamatan Belalau, Pekon Padang Dalom dan Pekon Way Mengaku kecamatan Balikbukit, Pekon Muara Jaya II kecamatan Kebun Tebu serta Pekon Suka Bumi kecamatan Batu Brak.

“Pada 3 Syawal terdapat Pekon Way Empulau Ulu, Pelita Jaya Pekon Bahway, Umbulioh Pekon Sebarus Kecamatan Balik Bukit, Pekon Kuta Besi, Pekon Negeri Ratu kecamatan Batu Brak, Pekon Puramekar kecamatan Gedung Surian dan Pekon Hujung kecamatan Belalau,” jelasnya.

“4 Syawal ada Pekon Balak, Pekon Kerang Kecamatan Batu Brak, Pekon Sukarami Kecamatan Balikbukit dan Pekon Bedudu Kecamatan Belalau,” sambungnya.

Lebih lanjut, Dahlin menyampaikan, pada 5 Syawal pesta Sekura akan digelar di Pekon Bakhu Kecamatan Batu Ketulis, Pekon Kegeringan Kecamatan Batu Brak dan Kurangan Aji Pekon Sukarami serta Lapangan Merdeka Kecamatan Balik Bukit.

“Dan yang terakhir di 6 Syawal ada di Pekon Watas Kecamatan Balik Bukit dan Pekon Canggu Kecamatan Batu Brak,” ucapnya.

Pria berkacamata tersebut menerangkan, kegiatan ini digelarnya sebagai bentuk untuk mensyukuri atas perbuatan baik selama bulan Ramadhan.

Ia juga berharap, agar masyarakat Lampung Barat yang menggelar perhelatan Sekura ini agar tetap dapat menjaga ketertiban acara itu sendiri. “Harapannya kepada masyarakat yang akan mengadakan pesta dimaksud untuk tetap menjaga marwah dari budaya sekura itu sendiri dan terkait dengan sosial kemasyarakatannya untuk dapat menjaga ketertiban, kelancaran dan tentunya prilaku dan etika juga harus di jaga,” terusnya.

Lebih lanjut, Dahlin memaparkan, penampilan yang digunakan pada saat Sekura sendiri terdapat dua macam yakni Sekura Betik (Helau) dan juga Sekura Kamak (Kotor). “Sekura Betik sendiri penampilannya Helau (indah) lucu, bersih dan sifatnya sebagai penghibur, dengan menggunakan kaca mata gelap dan semua kostum dari kain panjang dan biasanya penutup kepala menggunakan selindang miwang (kain khusus yang disebut masyarakat Lampung Barat),” paparnya.

“Kemudian pinggangnya juga dipenuhi gantungan kain panjang 'selindang miwang'. Sekura Betik lebih mengarah pada menghibur penonton dengan tingkah mereka yang bebas berekspresi, Sekura Betik tidak berhak mengikuti panjat pinang, hanya sebagai penggembira,” tambahnya.

Sementara itu, Sekura Kamak sendiri memiliki penampilan kotor, bisa disebut sebagai juga sebagai Sekura Calak. 

”Kamak (kotor) adalah ciri Sekura ini yaitu memakai topeng dari bahan Kayu atau dari bahan-bahan alami (tumbuh-tumbuhan) dan atau terbuat dari bahan-bahan yang jelek/bekas yang membaluri tubuh mereka yang akan menjadikan penampilannya menjadi lebih unik dan kotor,” tuturnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan