Cuaca Ekstrim Perparah Longsor di Bandarbaru

LONGSOR : Tingginya curah hujan yang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Barat semakin memperparah bencana tebing longsor yang ada di Pemangku Waymejadi, Pekon Bandarbaru, Kecamatan Sukau. Foto Dok --

BALIKBUKIT - Tingginya curah hujan yang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Barat memperparah kondisi  tebing longsor yang ada di Pemangku Waymejadi, Pekon Bandarbaru, Kecamatan Sukau. 

Diketahui, di tahun 2023 bencana longsor itu telah menelan korban jiwa, yang mana saat terjadi longsor satu orang warga sedang beraktivitas menyemprot tanaman di lokasi tersebut ikut terseret longsor hingga jatuh ke dalam jurang sedalam sekitar 100 meter lebih tersebut.

Selain telah menelan korban, bencana tebing longsor itu telah merusak lahan perkebunan hortikultura warga, tak kurang dari 1 hektar lahan rusak akibat terbawa longsor. 

Hal demikian dibenarkan oleh Gayus, salah seorang warga warga yang bermukim di sekitar lokasi. Dia mengatakan, bencana longsor yang telah terjadi sejak beberapa tahun terakhir itu kondisinya semakin hari semakin parah akibat dilanda hujan sejak beberapa pekan terakhir.

“Masalahnya lokasi itu menjadi pusat pembuangan air, sehingga kerusakan bergantung pada cuaca. Ketika hujan, debit air yang besar dari jalan raya masuk ke tebing itu sehingga menggerus tanah tebing,” ujarnya.

Sehingga, ia menilai dalam penanganan dibutuhkan pipa saluran pembuangan agar air tidak mengenai bibir tebing dan tidak menggerus tanah atau dengan membuat pancuran. “Kedalaman jurang ini mencapai 100 meter lebih sehingga tidak memungkinkan ada upaya lain selain fokus memperbaiki sistem pembuangan air agar tidak mengenai bibir tebing,” imbuhnya.

Sekadar diketahui, sebelumnya Pemkab Lambar melalui BPBD dan Dinas PUPR yang didampingi Pemerintah Kecamatan Sukau dan aparatur pekon telah melakukan peninjauan kelokasi pada tahun lalu. 

Kala itu, usai peninjauan Sekcam Sukau Galih Joko Purnmo yang turut berkoordinai dengan BPBD mengatakan melihat dari kondisi dilapangan, upaya yang bisa dilakukan ialah penanganan bersifat pencegahan, salah satunya dengan mengendalikan pembuangan air hujan agar tidak terus menerus mengerus tebing. Sebab, untuk penanganan bersifat permanen seperti bronjong atau talud, hal itu tidak memungkinkan mengingat selain besarnya volume longsor, kedalaman jurang tebing itu mencapai 100 meter lebih.

“Jadi untuk sementara upaya yang bisa dilakukan ialah bersifat pencegahan agar kerusakan tidak semakin parah, Tapi untuk teknisnya itu ada BPBD di Dinas PUPR yang tentunya sudah menyampaikan laporan hasil peninjauan ke Pemkab," jelasnya. *

Tag
Share