Bencana Longsor Meluas, Dewan-Uspika akan Rembug Tentukan Langkah Penanganan

Anggota DPRD Lambar Dapil 1 Nopiyadi yang disusul oleh jajaran Uspika yang di pimpin Camat Sukau Juremiyudi saat melakukan peninjauan Bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah Pemangku Waymejadi, Pekon Bandarbaru, Kecamatan Sukau beberapa waktu lalu. --

SUKAU - Bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah Pemangku Waymejadi, Pekon Bandarbaru, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat hingga mengakibatkan kerusakan lahan perkebunan warga menuai keperihatinan dari salah satu anggota DPRD Dapil setempat.

Keperihatinan itu datang dari Anggota DPRD Dapil 1 yang juga Sekretaris Komisi III DPRD Lambar Nopiyadi S.I.P., yang pada Sabtu 1 Juni 2024 sempat turun melakukan peninjauan kelokasi longsor tersebut. 

Dalam tanggapannya, Nopiyadi menyampaikan rasa prihatinnya atas bencana longsor yang terjadi di ibu kota Kecamatan Sukau tersebut, yang mana titik lokasi longsor tidak jauh dari kantor kecamatan setempat.

”Tentunya ini menjadi PR kita bersama, kepada masyarakat, pemerintah pekon, seluruh elemen yang terlibat, kecamatan khususnya dan pihak terkait, BPBD, DPUPR diharapkan supaya bisa rembug bersama untuk menentukan langkah penanggulangan. Mari kita pikirkan mengingat bencana ini sudah merusak hektaran lahan perkebunan warga bahkan sudah hilang akibat terbawa longsor,” kata Nopiyadi.

Usai meninjau lokasi longsor secara langsung, Nopiyadi, mengaku miris atas kondisi yang terjadi. Ia mengaku khawatir bahwa 5 hingga 10 tahun yang akan datang, apakah Pekon Bandarbaru yang merupakan ibukota Kecamatan Sukau masih bisa dipertahankan atau tidak dari peta Kabupaten Lampung Barat.

”Besarnya volume longsor ini luar biasa, kita tidak tahu apakah 5 hingga 10 tahun kedepan apakah Pekon Bandar Baru ini masih bisa kita pertahankan dari peta Lampung Barat, atau justru dia akan hilang menjadi sejarah bahwa telah hilangnya sebuah pekon yang menjadi ibukota kecamatan karena termakan atau tergerus oleh longsor. Karena itu saya mengajak kita semua untuk berpikir dan rembug bersama mencari solusi yang tepat untuk pencegahan dan penanganannya,” tutup Nopiyadi.

Sementara Camat Sukau Juremiyudi, S.H, M.M., sebelumnya bersama Kapolsek Balik Bukit Iptu Sabtudin, Sekcam Sukau Galih Joko Purnomo, Pj. Peratin Bandar Baru Darikson Ekaputra dan juga turut Pemangku Way Menjadi Riyanto, telah ikut melakukan peninjauan longsor pada Minggu 2 Juni 2024.

Dalam kesempatan itu, Camat Sukau Juremiyudi mengimbau kepada masyarakat sekitar untuk tidak mendekati area longsor yang sangat berbahaya untuk keselamatan.

“Saya sudah meminta kepada Pj. Peratin Bandar Baru untuk memasang banner himbauan agar tidak mendekati area longsor dan larangan untuk tidak membuang sampah sembarang,” kata Juremi.

Pihaknya juga menyampaikan bahwa dalam waktu dekat akan mengumpulkan warga yang tanahnya berada disekitaran tanah longsor, agar bisa bersama-sama berembug untuk mencari solusi dan kemudian akan dilanjutkan ke pihak terkait.

Diberitakan sebelumnya, tingginya curah hujan yang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Barat memperparah kondisi  tebing longsor yang ada di Pemangku Waymejadi, Pekon Bandarbaru, Kecamatan Sukau. 

Diketahui, di tahun 2023 lalu bencana longsor itu telah menelan korban jiwa, yang mana saat terjadi longsor satu orang warga sedang beraktivitas menyemprot tanaman di lokasi tersebut ikut terseret longsor hingga jatuh ke dalam jurang sedalam sekitar 100 meter lebih tersebut.

Selain telah menelan korban, bencana tebing longsor itu telah merusak lahan perkebunan hortikultura warga, tak kurang dari 1 hektar lahan rusak akibat terbawa longsor. 

Hal demikian dibenarkan oleh Gayus, salah seorang warga warga yang bermukim di sekitar lokasi. Dia mengatakan, bencana longsor yang telah terjadi sejak beberapa tahun terakhir itu kondisinya semakin hari semakin parah akibat dilanda hujan sejak beberapa pekan terakhir.

Tag
Share