Kawanan Gajah Makin Agresif, Warga Kompak Babat Tanaman Pisang
Ilustrasi AI Generator Image Gajah----
SUOH - Kawanan gajah liar berjumlah 18 ekor yang sebelumnya terpecah menjadi empat kelompok, terpantau telah bersatu kembali pada Senin 8 Juli 2024. Namun kawanan gajah tersebut masih enggan menjauh dari areal persawahan penduduk, tepatnya di Talang Madak, Pemangku Rowo Agung, Pekon Rowo Rejo, Kecamatan Suoh.
Pembina Satgas Penanganan Konflik Gajah Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) Lampung Barat Sugeng Hari Kinaryo Adi mengungkapkan, pihaknya bersama dengan Satgas dan masyarakat telah melakukan pemantauan langsung kawanan satwa berbelalai tersebut.
"Hasil pantauan hari ini (kemarin), kawanan gajah tersebut berada di sekitar sawitan di Talang Madak, turun 50 meter saja dari lokasi itu maka bisa memasuki areal persawahan warga setempat," ungkap Sugeng yang juga politisi PDIP Lampung Barat tersebut.
"Kondisi ini cukup rawan, mengingat sebagian masyarakat telah menanam padi di areal persawahan mereka, bahkan ada yang belum selesai melakukan penanaman. Jika kawanan gajah masuk persawahan maka masyarakat akan dirugikan," lanjut Sugeng.
Menurutnya, masyarakat pemangku Rowo Agung secara serentak melakukan pembabatan tanaman seperti pisang dan lainnya, yang biasanya menjadi incaran kawanan gajah.
”Tanaman pisang dibabat habis oleh masyarakat. Hal ini dilakukan masyarakat, untuk meminimalisir kawanan gajah tersebut masuk kampung,” ujarnya.
Selain itu, dari upaya penghalauan yang dilakukan pihaknya, diketahui kawanan gajah tersebut saat ini cukup agresif. Saat diupayakan untuk penggiringan, kawanan gajah cenderung berbalik arah dan bisa mengejar masyarakat dan petugas sehingga itu membahayakan.
"Kami belum bisa berbuat banyak, karena kondisi kawanan gajah tersebut cukup agresif, namun pemantauan akan terus kami lakukan dan akan dilakukan blokade, agar kawanan gajah tidak masuk ke areal persawahan apalagi sampai masuk ke permukiman," kata dia.
Lebih lanjut Sugeng mengungkapkan, terkait dengan kondisi saat ini kawanan gajah sulit terpantau karena GPS yang terpasang di dua dari 18 ekor gajah yang tidak lagi terkoneksi, maka ia berharap menjadi perhatian serius pihak terkait.
"Harapan kami GPS yang saat ini rusak bisa diperbaiki oleh pihak terkait, karena ini sangat kami perlukan dalam memantau pergerakan kawanan gajah khususnya pada malam hari dimana tidak memungkinkan dilakukan pemantauan langsung di lapangan," tandasnya. *