Kerusakan Jembatan di Bumijaya Belum Ditangani
Ilustrasi Jembatan Rusak-----
SUKAU - Jembatan penghubung Pekon Bumijaya dan Pekon Tapaksiring, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat terancam ambruk. Kontruksi jembatan terutama pada bagian pondasi yang sejak beberapa tahun terakhir mengalami kerusakan akibat tergerus air sungai kini kian parah pasca diterjang banjir belum lama ini.
Menyikapi kerusakan jembatan ini, masyarakat berharap Pemkab Lambar segera memprioritaskan upaya penanganan dengan membangun beronjong di lokasi, sebab kini kian warga khawatir jembatan yang menjadi akses utama penghubung antar pekon sekaligus jalan lingkar kabupaten tersebut ambruk.
Rony warga setempat mengatakan usulan perbaikan jembatan ini telah menjadi salah satu prioritas usulan dalam musrenbang pekon yang diharapkan dapat terakomodir dalam APBD tahun 2024 ini.
“Warga mendesak jembatan itu segera diperbaiki, karena itu akses utama pekon masyarakat. Harapannya segera ada upaya perbaikan apalagi ditengah musim hujan saat ini membuat debit air meningkat sehingga semakin memperparah kerusakan,” ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, jembatan yang melintas di atas Way Uluhan ini sekitar setahun terakhir kondisi pada bagian pondasi nyaris roboh akibat tergerus air saat debit air sungai meningkat.
“Kondisi itu membahayakan kekuatan kontruiksi jembatan, karena bagian pondasi sudah menggantung dan jika sungai kembali meluap bisa saja jembatan tersebut ambruk,” ujarnya.
Sementara Ranti lainnya menuturkan, kerusakan jembatan di kampungnya itu membuat warga khawatir. Jika penanganan lamban sewaktu-waktu akses jembatan tersebut akan terputus total. Apalagi jembatan tersebut merupakan akses yang sangat penting untuk penghubung antara pekon, bahkan menjadi penghubung terdekat antara wilayah Kecamatan Sukau dengan wilayah Kecamatan Lumbokseminung.
“Kami berharap kepada pemerintah dan dinas terkait untuk dapat segera melakukan perbaikan pada jembatan yang dirasa sangat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat secara umum, bukan hanya kebutuhan warga dari dua pekon tapi masyarakat di dua kecamatan,” imbuhnya. *