WAYTENONG - Meskipun upaya pencegahan terjadinya longsor di pemukiman Pemangku Simpang Dua, Pekon Mutaralam, Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) terus dilakukan dengan rutin gotong-royong oleh aparat pekon bersama warga, namun kondisinya semakin mengkhawatirkan.
Peratin Mutar Alam Sutro Hamid menyampaikan, mengingat di bagian bawah jalan sudah tergerus, sehingga pihaknya mengkhawatirkan akan amblas dan longsor bertambah parah bahkan mengancam permukiman.
”Kondisi tanah yang tergerus, dampak dari tingginya intensitas hujan, sehingga meskipun air tidak sepenuhnya melalui titik tersebut, namun tetap terdampak, dan kini kondisinya semakin parah,” ungkapnya.
"Gotong-royong rutin dilakukan berupa, memaksimalkan aliran air agar tidak mengaliri lokasi tersebut serta menutup badan jalan yang sebelumnya hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua," sambungnya.
Mengingat kondisi tersebut sudah cukup lama, maka ia mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam penanganan longsor yang masuk kategori bencana alam tersebut.
Terlebih, titik longsor itu telah terjadi selama dua tahun bahkan telah beberapa kali dilakukan peninjauan untuk pembangunan namun hingga saat ini realisasinya nihil.
”Keluhan dan harapan masyarakat akan kondisi longsor yang telah menyeret beberapa rumah warga dan sekarang mengancam lokasi pasar dan kantor kehutanan telah diungkapkannya langsung saat menghadiri Musrenbang Kecamatan Way Tenong Januari lalu,” kata dia.
Pihaknya berharap apa yang menjadi harapan masyarakat mendapat tanggapan dari Pemkab Lambar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lambar.
”Dengan anggaran yang dimiliki BPBD itu diharapkan dapat dimanfaatkan untuk penanganan longsor yang memang kondisinya dari lokasi anda menjadi tidak ada karena terseret air,” tutupnya. (rinto/nopri)