BALIKBUKIT - Bencana longsor yang terjadi di Kebun Raya Liwa Kecamatan Balikbukit Kabupaten Lampung Barat mendapat perhatian dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Barat.
Rabu sore (29/11) Kepala Pelaksana BPBD Padang Prio Utomo, S.H melakukan peninjauan langsung kelokasi. “Kita sudah turun kelokasi melakukan peninjauan dan longsornya cukup parah,” ungkap Padang, Kamis (30/11).
Padang mengungkapkan jika melihat longsor yang terjadi di sebelah sisi kanan kantor UPT KRL untuk penanganannya membutuhkan biaya yang cukup besar. “Kita sudah survei kelokasi dan kita juga sudah membuat rekomendasi ke pimpinan (bupati) terkait longsor yang terjadi di Kebun Raya Liwa,” kata Padang.
Menurut dia, ada beberapa rekomendasi yang disampaikan pihaknya kepada bupati, antara lain pihaknya menyarankan demi kenyamanan para pengunjung KRL agar wilayah yang terdampak longsor untuk sementara ditutup dan dipasang rambu rambu peringatan. Serta untuk antisipasi terjadi longsor susulan agar dipasang cerucut bambu untuk menahan longsor di wilayah yang terdampak.
“Karena ini aset pemerintah dan bukan fasilitas umum maka untuk teknis penanganan longsor ini seperti apa dan sumber anggarannya dari mana, nanti akan kita rapatkan dengan lintas sektor seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Apakah nanti menggunakan biaya operasional atau pemeliharaan di Dinas Lingkungan Hidup atau menggunakan Belanja Tidak Terduga (BTT) nanti akan dibahas di rapat,” kata dia.
Seraya menambahkan, jika menggunakan BTT maka untuk penanganannya tidak bisa dilakukan pada tahun ini karena dananya tidak mencukupi, apalagi penanganan longsor di KRL tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar. “Intinya akan ditangani namun untuk teknis dan anggarannya akan kita bahas di rapat bersama lintas sektor,” tutupnya.
Sekadar diketahui, akibat curah hujan tinggi yang terjadi beberapa hari ini di Kabupaten Lampung Barat mengakibatkan Kebun Raya Liwa (KRL) di Kecamatan Balikbukit mengalami longsor.
Kasubbag Tata Usaha (TU) UPT Kebun Raya Liwa Budi Haryadi mengungkapkan longsor terjadi di sebelah sisi kanan kantor UPT KRL. Selain itu talud penahan tanah (TPT) di KRL juga mengalami retak retak bahkan tempat spot poto juga nyaris rubuh.
“Longsor yang terjadi di sebelah sisi kanan kantor KRL ini terjadi pada malam Selasa yang diakibatkan curah hujan tinggi. Kemudian dua hari ini talud penahan tanah (TPT) juga mengalami retak retak akibat derasnya hujan. Bentangan tanah yang longsor sekitar 40-50 meter dengan kedalaman atau kemiringan sekitar 15 meter,” ungkap Kasubbag Tata Usaha UPT Kebun Raya Liwa Budi Haryadi di lokasi longsor, Rabu (29/11/2023).
Menurut dia, untuk mengantisipasi agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan khususnya untuk pengunjung KRL, pihaknya telah melakukan penanganan dan antisipasi dengan memasang tali di sepanjang lokasi yang mengalami longsor. “Di lokasi yang mengalami longsor sudah kita pasang tali supaya para pengunjung tidak melintas diatasnya karena tanahnya rawan longsor. Kita juga sudah melaporkan kepada bapak bupati dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah terkait bencana longsor yang terjadi di Kebun Raya Liwa ini,” kata dia
Jika turun hujan, lanjut dia, pihaknya melakukan antisipasi karena tanah di KRL ini labil sehingga ia bersama pegawai lainnya tidak semuanya berada di dalam gedung kantor dan pihaknya memilih beristirahat di gazebo karena khawatir gedung akan rubuh.
“Dibelakang bangunan kantor kita ini juga sudah lama terjadi longsor dan sampai saat ini belum juga ditangani, jadi kita khawatir kalau hujan deras bangunan kantor ini akan rubuh maka kita mengungsi,” kata dia.
Dengan longsornya sejumlah lokasi di KRL ini, pihaknya berharap kepada pemerintah daerah agar segera melakukan penanganan, sebab jika tidak ditangani maka longsor akan semakin parah dan bertambah luas.
“Kalau tidak segera ditangani oleh pemerintah daerah, kita khawatir curah hujan tinggi akan berdampak terjadi kerusakan yang semakin parah,” pungkas dia. (lusiana)