Radarlambar.Bacakoran.co - Pada beberapa hari terakhir ini, harga emas menunjukkan pergerakan yang cukup volatil di tengah dinamika yang terjadi pada pasar internasional.
Setelah mencatatkan rekor tertinggi pada angka $2,758.36 per ons hari Rabu pagi sesi Asia, XAU/USD kembali terkoreksi sampai level $2,712 Rabu malam di sesi Amerika. Saat ini, XAU/USD rebound tipis juga diperdagangkan dengan kisaran $2,720 - $2,724 per 9.37 WIB. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh menguatnya Dolar AS serta peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Penguatan Dolar AS juga Hasil Survei Pemilu
Penguatan Dolar AS terjadi karena sentimen pasar yang risk-averse, dengan adanya kekhawatiran kepada potensi defisit anggaran yang lebih tinggi di bawah pemerintahan Donald Trump yang mungkin bisa saja terpilih kembali dalam pemilu presiden AS akan datang.
Hasil survei terakhir saat ini menunjukkan persaingan ketat antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump, dengan Harris memimpin tipis hanya sekitar 2%.
Seiring waktu yang berjalan imbal hasil obligasi AS mengalami peningkatan yang memang signifikan. Imbal hasil obligasi 10 tahun meningkat menjadi 4.26%, juga yang 2 tahun mencapai 4.06%, angka yang memang belum terlihat sejak awal Juli.
Dukungan dari Ketegangan Geopolitik
Di samping itu, ternyata pergerakan harga emas masih mendapatkan dukungan dari statusnya sebagai aset safe-haven di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Investor tetap waspada terhadap potensi konflik yang lebih luas akibat pertukaran tembakan yang intensif tersebut. Konflik Israel-Hizbullah yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda akan berakhir, ditambah kebocoran data intelijen yang menunjukkan Israel akan menyerang Iran dengan rudal yang jarak jauh, menambah ekspektasi investor bahwa ketegangan geopolitik belum akan berakhir.
Ketidakpastian terkait kebijakan pelonggaran moneter oleh beberapa bank sentral utama dunia juga turut mendukung daya tarik terhadap emas.(*)
Kategori :