Radarlambar.bacakoran.co - Google diperkirakan tidak akan lagi menjadi pemimpin dominan di sektor iklan internet di masa mendatang.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa pendapatan induk perusahaan Google, Alphabet, pada kuartal ini tumbuh lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya.
Ketatnya persaingan dalam layanan pencarian kini membuat Google harus bersaing ketat, dengan semakin banyak pengiklan yang melirik platform lain seperti Amazon, TikTok, dan berbagai layanan berbasis kecerdasan buatan (AI).
Menurut analis dari Visible Alpha, Google Search diproyeksikan hanya akan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 11,6% pada kuartal ketiga tahun ini, lebih rendah dibandingkan kuartal kedua yang mencapai 13,8%.
Awal bulan ini, firma riset eMarketer juga memprediksi pangsa pasar iklan pencarian Google di Amerika Serikat akan turun di bawah 50% pada tahun depan—penurunan signifikan pertama sejak 18 tahun terakhir.
Di sisi lain, Amazon mengalami pertumbuhan kuat dalam pendapatan iklan pencariannya di AS, naik sebesar 24%. Perplexity AI, sebuah platform yang didukung oleh Jeff Bezos, juga menarik minat banyak pengiklan berkat teknologi dan pendekatan inovatifnya.
"Platform seperti Perplexity dan ChatGPT menarik perhatian investor karena berpotensi mengganggu dominasi Google di ranah pencarian," jelas analis dari Moffettnathanson, dilansir dari Reuters.
Para analis juga memperkirakan tren ini akan berlanjut hingga 2025. Meski Google mulai mengadopsi teknologi AI, para pesaingnya telah lebih dulu mengimplementasikan AI dalam ekosistemnya dan meraih keuntungan.
Faktor lainnya adalah kasus hukum terkait dugaan monopoli oleh Google, yang berpotensi mengubah model bisnis pencariannya di masa depan. Jika hasilnya mengurangi eksklusivitas Google dalam pencarian di perangkat Android dan iOS di AS, peluang bagi para pesaing untuk berkembang di pasar ini akan semakin terbuka.(*)