Proses pengeringan atau pengasapan gurita sering kali melibatkan bahan kimia untuk meningkatkan rasa dan memperpanjang daya simpan. Beberapa bahan pengawet atau pewarna makanan yang digunakan dalam pengolahan gurita kering bisa mengandung senyawa yang berbahaya bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Penggunaan bahan pengawet yang tidak sesuai standar bisa berisiko menimbulkan gangguan kesehatan, seperti keracunan makanan atau gangguan sistem pencernaan.
4. Mengandung Kolesterol dan Lemak Jenuh yang Tinggi
Gurita, terutama yang sudah kering, cenderung mengandung lebih banyak lemak dan kolesterol dibandingkan gurita segar. Lemak jenuh dan kolesterol tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, yang berpotensi menyumbat pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, konsumsi gurita kering sebaiknya dibatasi, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung atau masalah kolesterol.
5. Kesulitan dalam Pencernaan
Daging gurita yang sudah kering bisa menjadi sangat keras dan sulit dicerna, terutama bagi orang yang memiliki masalah pencernaan atau gangguan lambung. Konsumsi gurita kering dalam jumlah banyak dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti sakit perut, kembung, dan gangguan lainnya. Selain itu, tekstur yang keras bisa menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan jika tidak dikunyah dengan baik.
6. Resiko Alergi Makanan Laut
Sebagian orang memiliki alergi terhadap makanan laut, termasuk gurita. Mengkonsumsi gurita yang sudah kering tetap berisiko memicu reaksi alergi, yang bisa beragam mulai dari gatal-gatal, sesak napas, hingga syok anafilaksis. Reaksi alergi terhadap gurita cenderung lebih sering terjadi pada individu yang sudah memiliki sensitivitas terhadap produk laut lainnya, sehingga penting untuk berhati-hati jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap makanan laut.
7. Keracunan Ciguatera (Ciguatera Poisoning)