Dalam keterangan resminya, DPP PDI-P mengatakan keputusan itu akan dipertanggungjawabkan pada Kongres Partai. Jika ada kekeliruan di masa depan, akan dievaluasi kembali.
Dukungan kepada Ridwan Kamil-Suswono
Sikap Effendi semakin disorot setelah ia terlihat menghadiri pertemuan Ridwan Kamil-Suswono dengan Presiden Joko Widodo pada Senin 18 November 2024. Dalam acara itu, Effendi bahkan mendapat perhatian khusus dari Ketua Tim Pemenangan RK-Suswono, Ahmad Riza Patria, yang menyebutnya sebagai kader PDI-P yang mendukung pasangan tersebut.
Ridwan Kamil pun menyatakan bahwa Pilkada Jakarta 2024 merupakan momentum untuk merajut rekonsiliasi politik pasca-Pilpres 2024. Bahkan, Ridwan Kamil juga mengaku bahwa di belakangnya terdapat Effendi Simbolon yang membawa dukungan besar dari komunitas Batak.
Bukan Pertama Kali Kontroversi
Pemecatan ini bukan pertama kalinya Effendi berhadapan dengan masalah internal partai. Pada 2023, ia sempat menuai kritik setelah menyebut Prabowo Subianto sebagai sosok yang layak memimpin Indonesia. Pernyataan itu disampaikan dalam Rakernas Punguan Simbolon Dohot Indonesia (PSBI), di mana Prabowo hadir sebagai tamu undangan. Meski saat itu Effendi lolos dari sanksi berat, ia telah menerima teguran keras dari jajaran DPP PDI-P.
Ketua Bidang Kehormatan PDI-P, Komarudin Watubun, kala itu mengingatkan Effendi agar memahami bahwa kebebasan kader partai dibatasi oleh aturan organisasi.
Akhir dari Loyalitas
Langkah PDI-P memecat Effendi Simbolon menunjukkan betapa pentingnya kedisiplinan dalam partai politik. Karier panjang Effendi di PDI-P berakhir dengan catatan kontroversial yang menjadi pelajaran bagi kader lainnya. Kini, Effendi menghadapi tantangan baru di luar partai yang telah membesarkan namanya. (*)