Tuntutan Aksi 411 Jadi Alasan Gibran Tak Hadir di Reuni 212

Selasa 03 Dec 2024 - 15:04 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co -  Wakil Ketua Panitia Reuni 212, Buya Husein, mengungkapkan alasan mengapa Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak diundang dalam acara reuni tersebut.

 Menurut Husein, keputusan tersebut terkait dengan tuntutan yang diajukan oleh Front Persaudaraan Islam (FPI) pada aksi 411, yang diadakan beberapa waktu lalu. Dalam aksi tersebut, FPI menyuarakan tuntutan untuk "Mengadili Jokowi dan Tangkap Fufufafa," yang merujuk pada dugaan keterlibatan Gibran dalam isu yang mereka anggap kontroversial.

Husein menegaskan bahwa karena tuntutan aksi tersebut, pihak panitia reuni 212, yang juga bertanggung jawab atas aksi 411, tidak membuka peluang untuk mengundang Gibran. Ia bahkan menyebut bahwa mengundang Gibran tidak mungkin dilakukan karena dianggap tidak sesuai dengan prinsip mereka, sambil menambahkan bahwa hal itu berkaitan dengan "niradab" (tidak bermoral).

Seiring dengan hal itu, Husein juga menegaskan bahwa pihaknya tetap mengundang Presiden Prabowo Subianto untuk hadir dalam acara reuni 212, meskipun Prabowo tidak hadir. Menurut Husein, pihak panitia telah mengirimkan undangan resmi, namun tidak menerima konfirmasi kehadiran dari Prabowo.

Selain itu, dalam sambutannya di hadapan ribuan massa reuni 212, Muhammad Rizieq Shihab, yang menjadi tokoh penting dalam aksi tersebut, juga menyinggung soal Presiden Joko Widodo dan sosok yang mereka sebut sebagai "Fufufafa," yang merujuk pada Gibran.

Rizieq menegaskan bahwa dirinya menaruh harapan besar kepada pemerintahan Prabowo dalam menegakkan hukum di Indonesia, dan berharap bahwa mereka yang dianggap merusak negara selama ini dapat segera dimintai pertanggungjawaban.

Tema dari reuni 212 tahun ini adalah "Revolusi Akhlak untuk Indonesia Berkah dan Palestina Merdeka." Acara ini digelar untuk memperingati aksi besar yang terjadi pada 2 Desember 2016, atau Aksi 212, yang sebelumnya dikenal dengan Aksi Bela Islam.

Aksi tersebut dipimpin oleh Rizieq Shihab dan FPI untuk menuntut pengusutan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Anies Baswedan yang didukung oleh Rizieq dan FPI, akhirnya memenangkan persaingan melawan Ahok.(*)

Kategori :