Strategi Pembangunan Perkopian di Lampung Barat

Senin 09 Dec 2024 - 21:56 WIB
Reporter : Lusiana Purba

BALIKBUKIT - Kopi robusta merupakan salah satu produk unggulan daerah Kabupaten Lampung Barat dan kabupaten ini merupakan produsen kopi robusta terbesar di Provinsi Lampung 

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Yudha Setiawan, S.I.P., mengungkapkan, data pada tahun 2023 untuk luas lahan kopi robusta di Kabupaten Lampung Barat mencapai 54.096 Ha, produksi kopi 52.326 ton dengan Produktivitas1.046 Kg/Ha, serta harga rata-rata (Juli 2023) Rp37.240,-/Kg. Sedangkan tahun 2024 terjadi peningkatan produksi hingga 20%, angka sementara 2024 produksi kopi 62.979,5 ton dengan produktivitas 1,260 Kg/Ha. Dengan harga (Juli 2024) mencapai Rp70.000,-/Kg

Pemerintah daerah melalui Disbunnak, lanjut Yudha, telah menyiapkan strategi pembangunan perkopian di Lampung Barat. Seperti halnya untuk memacu produktivitas kopi, ada beberapa strategi yang dilakukan yaitu penggunaan bibit unggul, penerapan teknik budidaya yang tepat, pengelolaan lahan secara berkelanjutan, pemanfaatan teknologi, serta peningkatan SDM Petani. 

Dipaparkannya, untuk penggunaan bibit unggul, yaitu varietas unggul lokal yang telah dilepas oleh Kementerian Pertanian Korolla 1 (Kopi Tugu Kuning), Korolla 2 (Kopi Tugu hijau), Korolla 3 (Kopi Lengkong) serta Korolla 4 (Kopi Bodong Jaya). Sedangkan Varietas Unggul Lokal yang telah didaftarkan dan proses pendaftaran yaitu Cipto, Imam Giham, Rohibat dan Bagio.

Strategi lainnya, lanjut Yudha, adalah penerapan teknik budidaya yang tepat, seperti halnya pola tanam menerapkan Good Agricultur Practises (perkebunan yang baik) Jarak Tanam : 2 x 2 m (Populasi 2.500 Batang/Ha), memiliki tanaman penaung, dengan pola diversifikasi tanaman kopi dengan pisang, pepaya, dan cabai serta beberapa naungan sebagai tajar lada.

Selanjutnya, pola tanam menerapkan sistem pagar, jarak tanam dalam baris 1 m dan antar baris 2,5 m, tanpa penaung. “Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan berupaya melakukan penerapan budidaya kopi yang efektif dan efisien sebagai demplot pembelajaran,” kata dia 

“Dinas Perkebunan dan Peternakan juga membuat demplot di wilayah kecamatan. Pada tahun 2024 ini dilakukan di Pekon Kembahang, Kecamatan Batu Brak, serta tahun 2025 di Kecamatan Lumbok Seminung, dan direncanakan akan dibuat demplot di setiap kecamatan sesuai dengan kemampuan anggaran daerah,” sambung dia.

Lebih jauh dia mengatakan, strategi lainnya adalah pengelolaan lahan secara berkelanjutan, yaitu Sekolah Lapang Pengelolaan Lahan dan Air (Sl PLA), Brigade Konservasi, praktik pembuatan pupuk organik (kompos), praktik pembuatan teras pada lahan miring. Kemudian, pemanfaatan teknologi berupa penggunana mesin roasting modern dan bantuan alsintan mesin pembubuk kopi 

Lanjut dia, peningkatan SDM petani berupa pelaksanaan kelas pelatihan di sekolah kopi, dan pelatihan dilapangan, rembug petani/pojok rapih.  “Terakhir untuk peningkatan pendapatan petani, dilakukan Kopi Raja (Kopi Raja (Intercropping Kopi, Rawit dan Jahe) dan Integritas Ternak, serta bantuan ternak kambing PE bagi masyarakat miskin terintegrasi dengan tanaman perkebunan,” tutup Yudha. *

 

 

Kategori :