Belum di Prioritaskan, Jalan Penghubung Bumi Ratu-Ulok Mukti Kembali Diusulkan

Sabtu 21 Dec 2024 - 21:03 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : mujitahidin

NGAMBUR - Pemerintah Pekon Bumi Ratu, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), kembali mengajukan proposal pembangunan jalan Kabupaten yang menghubungkan Pekon Bumi Ratu ,Ulok Mukti pada tahun 2024.

Peratin Pekon Bumi Ratu, Zaini Firdaus, mengatakan, usulan itu mencakup pembangunan ruas jalan sepanjang empat kilometer dengan lebar tiga meter, serta dua unit jembatan yang akan dibangun di sepanjang jalan tersebut. Rencana ini menjadi sangat penting bagi masyarakat setempat, karena kondisi jalan yang belum memadai selama ini menghambat aktivitas mereka.

“Meski sebelumnya sudah pernah diajukan pengusulan pembangunan jalan ini kepada Pemkab Pesbar dan pihak terkait lainnya, hingga kini belum ada tindak lanjut yang jelas,” katanya.

Sehingga, kata dia, pihaknya kembali mengajukan usulan tersebut dengan harapan agar ruas jalan penghubung Bumi Ratu-Ulok Mukti bisa diprioritaskan dan segera dibangun. Masyarakat berharap di tahun 2025 mendatang, pemerintah dapat memberikan perhatian serius terhadap pengajuan ini. Usulan terbaru ini berbeda dari yang sebelumnya. Jika sebelumnya panjang jalan yang diusulkan adalah 2,5 kilometer, kini usulan tersebut mencakup jalan sepanjang empat kilometer dengan lebar tiga meter termasuk dua unit jembatan.

“Kita berharap dengan peningkatan panjang dan lebar jalan yang diajukan, pembangunan ini dapat lebih efektif dalam mempermudah mobilitas masyarakat,” jelasnya.

Masih kata dia, dengan adanya jalan yang lebih baik, masyarakat akan lebih mudah dalam melakukan aktivitas sehari-hari, terutama dalam mengangkut hasil bumi, yang selama ini terkendala dengan kondisi jalan yang rusak dan sempit. Kondisi jalan yang belum dibangun dengan baik selama ini memang menjadi hambatan besar bagi masyarakat Bumi Ratu dan Ulok Mukti. Selain mengganggu distribusi hasil pertanian dan perkebunan, jalan yang tidak layak juga menyulitkan transportasi pelajar dan akses ke berbagai fasilitas lainnya.

“Sebagai contoh, banyak petani yang mengalami kesulitan dalam mengangkut hasil pertanian ke pasar, sementara anak-anak kesulitan untuk bersekolah karena transportasi yang terbatas,” pungkasnya. (yayan/*) 

Kategori :