Radarlambar.bacakoran.co - AC Milan di bawah asuhan pelatih anyar Sergio Conceicao kembali menunjukkan karakter kuat dalam beberapa pertandingan terakhir. Namun, perubahan yang diinginkan Conceicao tampaknya masih sulit untuk diwujudkan sepenuhnya, meskipun tim telah mencatatkan beberapa kemenangan comeback yang mengesankan.
Conceicao, yang mulai menangani tim pada 30 Desember lalu, telah memimpin AC Milan dalam empat pertandingan. Dalam periode ini, Rossoneri berhasil meraih kemenangan meskipun sempat tertinggal terlebih dahulu. Salah satu momen gemilang terjadi saat AC Milan menjuarai Piala Super Italia 2024 dengan mengalahkan Juventus 2-1 dan Inter Milan 3-2, meski sempat tertinggal pada kedua pertandingan tersebut.
Namun, perjalanan Milan di Liga Italia 2024-2025 tak selalu mulus. Mereka sempat menelan hasil imbang yang mengecewakan melawan Cagliari di kandang sendiri. Tetapi, mereka kembali menunjukkan kekuatan mental dengan mengalahkan Como 2-1 meski tertinggal lebih dulu.
Kemenangan comeback ini mencerminkan kembalinya karakter kuat yang sebelumnya sudah lama tidak terlihat pada Milan. Terakhir kali mereka berhasil melakukan comeback sebelum laga melawan Como adalah pada pertandingan pekan ke-23 Liga Italia 2024, melawan Frosinone, di mana Milan membalikkan kedudukan dari 1-2 menjadi 3-2.
Meski timnya mampu meraih kemenangan, Conceicao menyadari bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Salah satu masalah utama yang dihadapi Milan adalah kebiasaan terlalu santai di awal pertandingan, yang terlihat jelas dalam empat pertandingan terakhir mereka melawan Juventus, Inter Milan, Cagliari, dan Como, di mana Milan selalu gagal mencetak gol di babak pertama.
Conceicao mengakui bahwa meskipun timnya menunjukkan karakter yang baik dengan mampu membalikkan keadaan dalam beberapa laga terakhir, mereka tetap perlu banyak perbaikan dalam berbagai aspek permainan, mulai dari fisik, taktik, teknik, hingga sikap di lapangan. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang efektif antara dirinya dan para pemain agar instruksinya dapat dijalankan dengan baik di lapangan.
Selain itu, Conceicao juga mencatatkan masalah cedera otot yang melanda beberapa pemain, yang menjadi tantangan tambahan dalam proses adaptasi dan penyesuaian dengan gaya bermain yang diinginkannya. Ia menegaskan bahwa Milan perlu meningkatkan intensitas permainan dan lebih menekan lawan agar dapat lebih kompetitif di setiap pertandingan.
Dengan tantangan yang masih ada, Conceicao tetap optimis bahwa timnya akan semakin berkembang seiring waktu dan bahwa karakter kuat yang kini muncul di tim akan menjadi pondasi bagi kesuksesan lebih lanjut.