Suasana Hening di Acara Roundtable Discussion Indonesia-UEA karena Mikrofon Rusak

Sabtu 01 Feb 2025 - 07:25 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co -Acara roundtable discussion antara pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) yang dihadiri Menteri Luar Negeri Sugiono di Hotel Raffles, Jakarta, pada Kamis (30/1/2025) sempat mengalami momen hening.

Suasana hening terjadi ketika mikrofon yang digunakan oleh Menteri Sugiono tidak berfungsi. Kejadian ini bermula setelah Menteri Energi dan Infrastruktur UEA, Suhail Mohamed Al Mazrouei, selesai menyampaikan sambutan dan Sugiono hendak melanjutkan. Meskipun lampu indikator mikrofon menyala, suara Sugiono tak kunjung terdengar.

Wakil Menteri Luar Negeri RI Arif Havas Oegroseno, yang berada di sebelah Sugiono, mencoba memberikan mikrofonnya, namun mikrofon tersebut juga tidak mengeluarkan suara. Gangguan sistem suara membuat ruang pertemuan hening, hanya terdengar suara gesekan mikrofon dan langkah panik petugas menuju meja kontrol suara.

Suasana hening ini berlangsung sekitar satu menit, hingga Menteri Suhail memberikan mikrofon dari sisi lain kepada Sugiono. Setelah sedikit kesulitan dengan kabel mikrofon, akhirnya Sugiono mendapatkan mikrofon yang berfungsi dengan baik.

Sugiono membuka pembicaraan dengan berkata, "Ini adalah contoh sempurna untuk partnership sharing," yang mengundang tawa dari para hadirin, mengakhiri suasana hening tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas kerja sama ekonomi dan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar delapan persen. Sugiono menegaskan bahwa pemerintah Indonesia akan memfasilitasi investasi dari pemerintah dan pengusaha UEA untuk mencapai target tersebut.

Suhail, di sisi UEA, menyatakan kesiapan mereka untuk berinvestasi di Indonesia jika diberikan dukungan yang diharapkan. Sebelum pertemuan ini, Suhail juga telah bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk membahas kesepakatan kerja sama yang sudah memiliki dasar hukum.

Sugiono menyebutkan bahwa pertemuan tersebut bertujuan untuk menindaklanjuti berbagai kesepakatan yang telah dicapai antara kedua negara, terutama dalam sektor strategis seperti energi dan perumahan. Presiden menekankan pentingnya implementasi yang optimal dari kesepakatan tersebut serta mencari solusi cepat jika ada kendala. (*)

Kategori :