Radarlambar.bacakoran.co- Pemerintah berkomitmen menciptakan rata-rata 2,9 juta lapangan kerja per tahun melalui sinergi antara Kementerian Investasi dan Hilirisasi serta Kementerian Ketenagakerjaan.
Target ini dicanangkan dalam upaya mengatasi tantangan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tengah terjadi di berbagai sektor industri.
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, bersama Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, telah membahas strategi untuk memastikan kesiapan tenaga kerja dalam mendukung investasi serta hilirisasi industri di Indonesia.
Berdasarkan proyeksi yang mereka susun, total lapangan kerja yang tercipta selama periode pemerintahan lima tahun mendatang diperkirakan mencapai 14,5 juta.
Optimisme ini didasarkan pada capaian investasi di tahun sebelumnya, di mana realisasi investasi sebesar Rp1.700 triliun telah membuka 2,45 juta lapangan kerja.
Menurut Rosan, kesiapan tenaga kerja menjadi salah satu faktor utama yang diperhitungkan oleh investor sebelum menanamkan modalnya di Indonesia.
Di sisi lain, Kementerian Ketenagakerjaan menyiapkan tenaga kerja terampil melalui 303 Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Program pelatihan ini dirancang agar sesuai dengan kebutuhan industri, termasuk peningkatan daya saing tenaga kerja melalui sertifikasi kompetensi yang dijamin oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Langkah ini diambil di tengah meningkatnya kasus PHK di sejumlah perusahaan besar. Beberapa di antaranya adalah PHK massal yang menimpa 8.400 pekerja di PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), serta pemangkasan tenaga kerja di pabrik Yamaha Music, KFC, PT Sanken Indonesia, dan dua pabrik sepatu di Tangerang, yaitu PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh yang merumahkan sekitar 4.000 karyawan secara bertahap.
Melalui program ini, pemerintah berharap tenaga kerja Indonesia dapat lebih siap menghadapi perubahan industri dan memiliki daya saing yang kuat baik di dalam maupun luar negeri.(*)